Zhang memanfaatkan lalat ini untuk menghasilkan pupuk dan makanan hewan. Kedua hal ini dihasilkan dari metabolisme sang lalat yang kemudian membantu proses pembusukan sampah. Walau eksperimennya sudah dimulai tahun 2014, ia baru membuka peternakan secara umum tahun 2016 silam.
Awal di buka Zhang mengatakan jika tidak ada warga yang mau membuang sampah rumah tangganya ke tempat itu. Hingga setelah adanya sosialiasi dari pemerintah lokal, mulai banyak berdatangan masyarakat untuk membuang sampah ke tempatnya.
Kini dalam sehari Zhang dapat menampung 12 ton sampah sehari, dan seluruh proses pendaur ulangan tersebut bersih dan aman.
Karena lalat tidak membawa patogen atau mikroorganisme, ditambah lagi lalat dewasa hanya minum air dan hidup hanya 10 hari. Sementara larva lalat atau belatung hanya makan sampah.
Baca juga: Ini 5 Hewan Raksasa yang Pernah Ditemukan dan Hebohkan Dunia
Awal dibuka tahun 2016, Zhang membangun tiga rumah kaca. Ketiganya mempunyai fungsi yang berbeda. Salah satu dari ketiganya berfungsi sebagai tempat telur lalat menetas menjadi belatung.
Belatung di sampah itu kemudian tumbuh dengan mengonsumsi nitrogen, fosfor, dan minyak yang ada di dalam sampah. Zhang sendiri menjual belatung seharga 10.000 yuan atau sekitar Rp21 juta per ton. [*/Nlm]