Berita viral terbaru: Ini adalah kisah seorang manusia setengah dewa yang disembah banyak orang. Ia disebut dengan Dewi Kumari, gadis perawan yang mendapat tahta setelah melewati serangkaian tes.
Padangkita.com - Meskipun zama saat ini sudah semakin maju dengan segala kecanggihan teknologi yang ada, kepercayaan yang berkembang di zaman kuno ternyata masih ada hingga sekarang. Percaya gak percaya, hal itu nyata adanya, termasuk di Indonesia sendiri.
Padahal jika dikaji ke sejarahnya, kepercayaan tersebut sudah berusia sangat tua, ibarat kata sudah termakan zaman, tapi masih juga dipercaya dan dilakukan. Salah satunya adalah menjadikan seseorang sebagai Tuhan.
Yap, di Indonesia sendiri sudah banyak contohnya. Orang-orang yang dianggap berbeda dan punya sedikit kelebihan, otomatis akan diangggap Tuhan oleh para penganut kepercayaan tersebut.
Nah, nyatanya kepercayaan seperti itu tidak hanya ada di Indonesia saja. Banyak negara lain di dunia yang memiliki kepercayaan serupa. Salah satunya di negara Nepal.
Baca juga: Youtuber Ini Bongkar Kedok Syahrini Pacari Supir dan Ditiduri Ayah Angkat, Hoaks atau Fakta?
Melansir dari laman Paragram, di sana ada perempuan yang dianggap sebagai manusia setengah dewa.
Ia disembah banyak orang dan bahkan digaji oleh pemerintahan karena diyakini sumber kekuatan kerajaan dan sumber perlindungan.
Manusia setengah dewa ini disebut Dewi Kumari yang berarti 'perawan'. Ia adalah pilar spiritual para penganutnya di Nepal, juga India.
Dewi Kumari ini disembah banyak orang di seluruh Nepal, khususnya bagi umat Hindu dan Buddha.
Manusia setengah dewa merupakan keturunan Dewi yang dipercaya masyarakat Nepal sejak Dinasti Mara pada abad ke-16 silam.
Dalam kitab suci Hindu, dia adalah inkarnasi dewi kebijaksanaan dan simbol kekuasaan.
Dewi Kumari ini biasanya diwarisi turun temurun. Meski begitu, pemilihannya sangat ketat. Sang Dewi harus berasal dari keluarga Shakyam dari Buddha Shakyamuni.
Mereka juga harus tinggal di antara dua sungai suci di Kathmandu, yaitu Sungai Bagmati dan Sungai Vistutti.
Perempuan yang terpilih jadi Dewi Kumari juga harus terlahir polos, tanpa noda. Ia dipercaya memiliki 32 kebijaksanaan, bisa dibilang bakal setara dengan seorang raja.
Selain itu, Sang Dewi juga gak boleh takut kegelapan. Ia harus berada di ruangan yang sama dengan kepala domba dan kepala kerbau.
Baca juga: Waktu Pesta Super Mewah, Tapi Pernikahan 7 Selebriti Ini Malah Cerai
Kedua kepala hewan itu digunakan untuk pengorbanan. Hal ini dilakukan untuk menghabiskan malam dengan tujuan membuktikan bahwa dia gak takut kegelapan.
Panitia seleksi akan memberikan serangkaian tes yang sangat ketat kepada gadis-gadis tersebut. Hal ini bertujuan agar nantinya terpilih seorang gadis dengan kemampuan manusia setengah dewa. Ia juga akan menjadi orang yang penuh kebijaksanaan.
Nah menariknya, jika si gadis sudah terpilih, ia akan meninggalkan kehidupan normal sebagai manusia. Gadis yang dinobatkan sebagai Dewi Kumari akan tinggal di Kuil Kumari sepanjang hari. Hidupnya bakal langsung jadi seorang Dewi yang dimuliakan.
Tapi jangan senang dulu, ada banyak aturan yang harus dipatuhi Sang Dewi. Setiap hari sebelum jam 7 pagi, ia harus berpakaian dan mengenakan pakaian Kumari.
Begitu jam 9 pagi, ia akan duduk di tahta emas dan menerima penyembahan dari umat mulai dari jam 12 siang sampai jam 4 sore.
Baca juga: Viral, Wanita Ini Lahirkan Anak Kembar Lima di Tengah Pandemi Corona
Sang Dewi juga punya waktu senggang yang bisa digunakan untuk bermain dengan teman-temannya. Ia juga bisa pergi pada hari libur penting. Uniknya, kaki Sang Dewi gak boleh menyentuh tanah.
Sebagai seorang Dewi, segala yang ia katakan dan perbuatannya dianggap sebagai pertanda baik dan buruk. Makanya, Sang Dewi harus tidak boleh memiliki ekspresi dan tidak melakukan apa pun saat bertemu umat-umatnya.
Ketika Sang Dewi sudah beranjak remaja, ia bisa saja turun tahta. Mereka akan digantikan oleh gadis lain dengan melewati proses yang sama.
Selama masih menjadi Dewi, Dewi Kumari akan diberi uang oleh pemerintah sebesar Rp1,2 juta per bulan. Namun ketika dia turun tahta, dia hanya akan menerima separuhnya.
Setelah 'pensiun', Sang Dewi hanya bisa tinggal di rumahnya aja. Ia akan bergantung pada orang tua, kerabat, teman-teman, dan orang-orang baik yang mendukungnya dan yang pernah menyembahnya juga.
Meski terkesan hidupnya enak dan dimuliakan, ketika Sang Dewi turun tahta, hidupnya akan lebih kesepian dari sebelumnya. Ada kepercayaan kalau ada laki-laki yang jatuh cinta kepadanya dan kemudian menikahinya, lelaki itu akan mati karena penyakit hemoptisis. Biasanya lelaki itu akan mati dalam enam bulan setelah menikah.
Hal ini jelas bikin Sang Dewi jadi kesepian. Karena hal ini, banyak mantan Dewi Kumari dipaksa keluar dari pernikahan setelah pensiun. Mereka pun hanya bisa berada di kamar.
Selama menjabat sudah kesepian, setelah turun tahta malah jadi lebih kesepian ya Sang Dewi. Memang gak ada enaknya.
Semoga saja kepercayaan seperti ini tidak lagi dilakukan ya. Kasihan juga perempuan tersebut, jadi gak merasakan hidup seperti manusia lagi. [*/Jly]