Selama lima tahun berikutnya, Soekarno menahan sakit akibat gangguan ginjal. Namun, keadaan makin memburuk.
Pada hari Sabtu tanggal 20 Juni 1970 jam 20.30, kesadaran Soekarno berangsur-angsur menurun.
Keesokan harinya, pukul 03.50 pagi, Soekarno dalam keadaan tidak sadar hingga akhirnya dijemput ajal pada pukul 07.00 pagi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta
Sebelum dinyatakan wafat, pemeriksaan rutin terhadap Soekarno sempat dilakukan oleh Dokter Mahar Mardjono yang merupakan anggota tim dokter kepresidenan.
Tim dokter secara terus-menerus berusaha mengatasi keadaan kritis Soekarno hingga saat meninggalnya.
Jenazah Soekarno dibawa ke Blitar sehari setelah kematiannya dan dimakamkan keesokan harinya bersebelahan dengan makam ibunya.
Baca juga: Soal Soekarno Masih Hidup, Ini Kata Mbah Mijan
Upacara pemakaman Soekarno dipimpin oleh Panglima ABRI Jenderal M. Panggabean sebagai inspektur upacara.
Walaupun Soekarno pernah meminta agar dirinya dimakamkan di Istana Batu Tulis, Bogor, pemerintahan Presiden Soeharto memilih Kota Blitar, Jawa Timur.
Selama tujuh hari lamanya, rakyat Indonesia berduka atas kepergian Sang Bapak Proklamator. [*/son]