Padangkita.com - Klub sepak bola Inggris, Arsenal, tidak mau berkomentar banyak terkait dengan komentar Mesut Ozil tentang Muslim Uighur di Teongkok yang ia sampakan di Instagram dan Twitter pada Jumat (13/12/2019).
"Konten yang dia ungkapkan sepenuhnya adalah pendapat pribadi Ozil," kata akun resmi Arsenal Football Club dalam sebuah posting di platform Weibo yang mirip Twitter China, Sabtu (14/12/2019).
"Sebagai klub sepak bola, Arsenal selalu menganut prinsip tidak terlibat dalam politik," tulis akun itu.
Sebelumnya pemain tengah Meriam London tersebut memposting pesan di Twitter dan Instagram yang mengkritik kebijakan Cina terhadap minoritas Muslim Uighur.
Posting Mesut Ozil menyebut orang-orang Uighur sebagai "pejuang yang menentang penganiayaan" dan mengkritik tindakan keras China dan diamnya umat Islam sebagai tanggapan.
“(Di Cina) Quran dibakar, masjid ditutup, sekolah-sekolah teologi Islam, madrasah dilarang, cendekiawan agama dibunuh satu per satu. Terlepas dari semua ini, Muslim tetap diam,” Tulis Mesut Ozil yang merupakan seorang Muslim berkewarganegaraan Jerman keturunan Turki dalam posnya.
Akun Twitter klub Arsenal sama sekali tidak mengomentari atau membahas komentar Ozil pada itu.
Diberitakan Reuters, banyak netizen yang marah kepada Ozil dan memintanya dikeluarkan dari klub. Hal itu diluapkan netizen pada kolom komentar posting Arsenal pada akun Weibo.
Pencarian di Weibo untuk tagar yang diterjemahkan sebagai “Ozil issues inappropriate statement”, menjadi salah satu trending topik, namun hal itu tidak membuat Arsenal mengambil sikap.
Weibo sering menyensor diskusi tentang topik sensitif, terutama di tengah desakan oleh Beijing untuk membersihkan internetnya.
Baca juga: Heboh, Video Tukang Ojol Gerebek Pasangan yang Lagi Indehoi di Padang
PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia memperkirakan bahwa antara 1 juta dan 2 juta orang, sebagian besar etnik Uighur Muslim, telah ditahan dalam kondisi yang keras di Xinjiang sebagai bagian dari apa yang disebut Beijing sebagai kampanye anti-terorisme.
Tiongkok telah berulang kali membantah melakukan penganiayaan terhadap warga Uighur.
Baca juga: Zaimar Saleh, Perempuan Minang Ahli Pertanahan Pertama di Indonesia