Apalagi rumahnya di pinggir jalan raya dan lingkungannya sepi, kanan kirinya masih ada yang kosong," ungkapnya.
Lebih lanjut Saban mengaku tak menyangka dengan ulah AA tersebut.
Pasalnya, warga sekitar mengenal AA sebagai pria yang baik dan sopan. Namun semenjak pandemi, Saban dan warga melihat AA menjadi tertutup.
Sehari-hari AA memang merupakan pedagang roti keliling. Saat ia bekerja, sang istri disekap di kamar utama yang dilengkapi toilet.
Selama setahun, SM tak boleh keluar rumah dan kerap dianiaya karena alasan sepele, salah satunya dianggap tak pamdai memasak.
Tak hanya itu, SM juga tak diberi makan oleh AA. Bahkan secara berulang, AA sering membenturkan kepala istrinya itu ke tembok.
"Akibat dipahami suami (AA) itu tidak bisa masak, akhirnya dia emosi dan dijedotkan (membenturkan) kepala SM," ucap Kapolsek Parung Panjang Kompol Nundun Radiama, Senin (4/5/2020).
Penganiayaan terakhir dilakukan AA satu hari sebelum SM memutuskan untuk kabur dari suaminya.
Ia lantas meminta tolong kepada warga sekitar dengan tubuh penuh luka.
Saat itu, ia terlihat kurus dan pucat seperti tak terawat.
Bahkan ada bekas luka di bagian wajah yang mengering saat warga mendapati wanita tersebut.
Kasus penganiayaan tersebut kini tengah didalami oleh petugas untuk mengumpulkan bukti dan saksi. [*/Jly]