Berita viral terbaru: Seorang wanita muda menjadi korban penganiayaan oleh suami sendiri selama 4 tahun pernikahannya. Hampir setahun ia disekap dan kerap dianiaya karena tak pandai memasak.
Padangkita.com - Penderitaan tak terkira harus dialami seorang wanita muda, SM, yang masih berusia 17 tahun.
Ia kerap jadi korban penganiayaan suaminya, AA (37 tahun) lantaran tak pandai memasak.
Wanita asal Rangkasbitung, Banten itu bahkan dilarang tak boleh keluar dari rumah kontrakannya di Desa Kapasiran, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat selama hampir setahun.
Melansir Kompas, penderitaan SM ini ternyata berawal saat ia masih berusia 13 tahun.
Saat itu, ia harus menikah secara siri dengan AA yang usianya berbeda sekitar 20 tahun dengan dirinya.
SM lalu tinggal di rumah kontrakan AA. Namun, keberadaan SM tak banyak diketahui oleh tetangganya.
Hal ini pun diakui oleh Ketua RT 003, Saban. Ia mengatakan, saat pertama kali datang merantau, AA tak pernah melaporkan keberadaan istrinya ke RT setempat.
AA juga tak pernah melapor bahwa ia telah menikah. Bahkan jika dilihat dari kartu keluarganya, status AA belum menikah.
"Belum punya anak juga, karena kan ini (SM) umurnya baru 17 tahun, nikahnya umur 13 tahun.
Jadi mereka sering pindah-pindah (mengontrak). Awal mulanya dia ke sini ngontrak, pengakuannya dia sendiri, enggak punya istri, tapi infonya memang nikah siri," ujar Saban.
Baca juga: Pilih Bercerai Ketimbang Dimadu, Sekarang Artis Senior Bahagia dengan Suami Baru
Sebagai ketua RT, Saban mengaku tak pernah mengetahui keberadaan perempuan di rumah AA hingga kasus penganiayaan tersebut terungkap setelah SM berhasil melarikan diri dari rumah suaminya.
"Saya juga enggak tahu sama sekali kalau perempuan ini tinggal di situ, jadi enggak pernah lihat kesehariannya.
Apalagi rumahnya di pinggir jalan raya dan lingkungannya sepi, kanan kirinya masih ada yang kosong," ungkapnya.
Lebih lanjut Saban mengaku tak menyangka dengan ulah AA tersebut.
Pasalnya, warga sekitar mengenal AA sebagai pria yang baik dan sopan. Namun semenjak pandemi, Saban dan warga melihat AA menjadi tertutup.
Sehari-hari AA memang merupakan pedagang roti keliling. Saat ia bekerja, sang istri disekap di kamar utama yang dilengkapi toilet.
Selama setahun, SM tak boleh keluar rumah dan kerap dianiaya karena alasan sepele, salah satunya dianggap tak pamdai memasak.
Tak hanya itu, SM juga tak diberi makan oleh AA. Bahkan secara berulang, AA sering membenturkan kepala istrinya itu ke tembok.
"Akibat dipahami suami (AA) itu tidak bisa masak, akhirnya dia emosi dan dijedotkan (membenturkan) kepala SM," ucap Kapolsek Parung Panjang Kompol Nundun Radiama, Senin (4/5/2020).
Penganiayaan terakhir dilakukan AA satu hari sebelum SM memutuskan untuk kabur dari suaminya.
Ia lantas meminta tolong kepada warga sekitar dengan tubuh penuh luka.
Saat itu, ia terlihat kurus dan pucat seperti tak terawat.
Bahkan ada bekas luka di bagian wajah yang mengering saat warga mendapati wanita tersebut.
Kasus penganiayaan tersebut kini tengah didalami oleh petugas untuk mengumpulkan bukti dan saksi. [*/Jly]