Tak hanya itu, bahkan kedua anak majikannya yang kini telah dewasa, mengizinkan Kartono untuk menempati dan merawat rumahnya di Tegal.
"Ini adalah ungkapan terima kasih saya. Karena meski saya bukan siapa- siapa almarhumah, tapi saya dianggap seperti keluarga. Terkadang bahkan saya sampai menangis," ungkap Kartono.
Pertemuan pertama Kartono dengan majikannya bermula dari tetangga Kartono yang bekerja di badan pertanahan. Saat itu, tetangganya diminta almarhum mencari orang untuk menjaga rumahnya. Hal tersebut lantaran, majikannya jarang pulang karena bekerja sebagai pengacara di Jakarta..
Biasanya jika pulang, mereka akan menginap sebulan sampai dua bulan, lalu kembali lagi ke Jakarta.
"Trus disarankan saya. Saya diambil dan diajak. Bahkan almarhumlah yang menikahkan saya di usia 32 tahun," kata Kartono sambil mengingat kebaikan sang majikan.
Baca juga: Niat Berjualan, Pedagang Bakso di Banyuasin, Sumatera Selatan, Tewas Ditembak Begal
Kartono mengatakan, ia datang ke makam majikannya seusai nyekar di makam orangtuanya. Pertama ia nyekar di makam orangtuanya di TPU Panggung, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal. Setelah itu, Kartono baru akan nyekar ke makam majikannya di TPU Cleret, Kelurahan Randugunting, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal. Dan barulah terakhir ia nyekar di makam mertuanya di TPU Mejabung, Kelurahan Panggung. [*/Prt]