Berita viral terbaru: Kisah Kartono, pria setia pada majikannya yang rutin nyekar di makam majikannya yang telah meninggal dunia.
Padangkita.com - Setia adalah kata yang paling mudah diucapkan, namun sulit untuk dibuktikan. Kata tersebut memiliki makna yang cukup luas dan dapat digunakan untuk pasangan, teman, dan masih banyak lagi. Baru-baru ini, warganet dibuat kagum dengan kisah kesetiaan seseorang pada majikannya.
Seorang pria tua yang menunjukan rasa setia kepada majikannya dengan selalu mendatangi makam majikannya selama 20 tahun lamanya.
Pria tersebut bernama Kartono, warga Tegal yang selalu datang ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cleret, Kota Tegal yang setiap hari raya Idul Fitri rutin nyekar dan membersihkan makam majikannya.
Dengan mata terlihat sayu seperti menahan sedih, Kartono selalu melakukan tradisi nyekar di makam majikannya tersebut.
Setiap kali datang ke sana, Kartono selalu membawa sabit untuk membersihkan rumput ilalang di sekitar makam. Setelah itu ia menaburkan kembang dan melantunkan doa untuk keselamatan majikannya di tempat peristirahatan terakhirnya.
"Iya saya rutin kemari. Tidak hanya saat nyekar, juga saat malam jumat kliwon. Ya baca doa dan bersih- bersih makam," kata Kartono seperti dilansir tribunjateng, Senin (25/5/2020).
Kartono bercerita bahwa makam di TPU Cleret Kota Tegal adalah makam istri dari majikannya yang berprofesi sebagai advokat.
Almarhum bernama Repeni Purdianti yang meninggal dunia pada 1999 di usia 46 tahun karena kecelakaan di salah satu kolam renang di Tegal.
Baca juga: Viral, Wanita Ini Pilih Mabuk Lantaran Sakit Hati Ditinggal Pacar Nikah
Sementara pada 2007, suaminya yang berprofesi sebagai advokat bernama Budi Sidarta juga sudah meninggal di usia 84 di Jakarta. Sejak tahun 1987, Kartono telah bekerja dengan majikannya itu. Kala itu usianya baru 29 tahun.
Selama bekerja dengan majikannya itu, Kartono bertugas sebagai pembersih dan penjaga rumah majikannya di Jalan Pala Nomer 8 Majasem, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Menurutnya, semasa hidup kedua majikannya itu selalu baik.
Tak hanya itu, bahkan kedua anak majikannya yang kini telah dewasa, mengizinkan Kartono untuk menempati dan merawat rumahnya di Tegal.
"Ini adalah ungkapan terima kasih saya. Karena meski saya bukan siapa- siapa almarhumah, tapi saya dianggap seperti keluarga. Terkadang bahkan saya sampai menangis," ungkap Kartono.
Pertemuan pertama Kartono dengan majikannya bermula dari tetangga Kartono yang bekerja di badan pertanahan. Saat itu, tetangganya diminta almarhum mencari orang untuk menjaga rumahnya. Hal tersebut lantaran, majikannya jarang pulang karena bekerja sebagai pengacara di Jakarta..
Biasanya jika pulang, mereka akan menginap sebulan sampai dua bulan, lalu kembali lagi ke Jakarta.
"Trus disarankan saya. Saya diambil dan diajak. Bahkan almarhumlah yang menikahkan saya di usia 32 tahun," kata Kartono sambil mengingat kebaikan sang majikan.
Baca juga: Niat Berjualan, Pedagang Bakso di Banyuasin, Sumatera Selatan, Tewas Ditembak Begal
Kartono mengatakan, ia datang ke makam majikannya seusai nyekar di makam orangtuanya. Pertama ia nyekar di makam orangtuanya di TPU Panggung, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal. Setelah itu, Kartono baru akan nyekar ke makam majikannya di TPU Cleret, Kelurahan Randugunting, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal. Dan barulah terakhir ia nyekar di makam mertuanya di TPU Mejabung, Kelurahan Panggung. [*/Prt]