Keberhasilan Quilliam mengajak banyak orang masuk Islam inilah yang membuat kemarahan masyarakat Inggris semakin menjadi-jadi. Tak hanya psikologi, warga Ingris bahkan mulai melakukan serangan secara fisik.
"Orang datang dan menyerangnya. Mereka melempar kepala babi, silet, batu. Sejumlah di antara mereka dipicu oleh para pendeta, dan sebagian lain oleh media, namun ia tetap menghadapinya," tambah Mohammed.
Menurut Mohammed, serangan ini dihadapi Quilliam saat mendirikan media muslim pertama. Melalui karya-karya jurnalistik muslim inilah ia menanggapi segala serangan itu.
"Ia mendorong warga muslim untuk menulis dan angkat bicara. Ia mengajukan petisi ke Ratu Victoria agar pandangannya didengar," ujar Mohammed.
Tulisan-tulisan Quilliam menjadi bacaan penting dan salah satu bukunya Faith of Islam, memiliki tiga edisi yang diterjemahkan dalam 13 bahasa. Buku itu sangat populer dan bahkan Ratu Victoria juga memesannya.
Profesor agama dari Universitas Hope Liverpool, Ron Geaves bahkan mengatakan, bukan hanya tulisan Quilliam yang membantu mengubah pandangan publik tentang Islam.
Baca juga: Cerita Marcella Simon Jalani Ramadan Pertama, Sahur dengan Mie Instan Hingga Air Putih Aja
Quilliam juga mencari tahu mengapa Islam tidak populer di Inggris dan mengangkatnya dalam khotbah-khotbah di masjid.
"Ia mempresentasikan Islam dalam cara yang sangat rasional dan menarik bagi warga pada zaman Victoria, yang saat itu sangat memperhatikan sisi ilmiah," tutur Geaves.
Karya Quilliam menjadikannya diangkat sebagai Sheikh ul-Islam untuk Kepulauan Inggris oleh penguasa Ottoman Sultan Abdul Hamid II pada 1894. Ia bahkan juga diakui oleh Shah Persia serta Emir Afghanistan sebagai pemimpin musim Inggris.
Namun tingginya intoleransi agama menyebabkan Quilliam dan para pengikutnya pindah dari Inggris ke Istambul pada 1908. Ia kembali ke Inggris dengan nama Haroun Mustapha Leon dan menetap di Woking sampai ia meninggal pada 1932.
Pada tahun 1999, kelompok muslim dari Merseyside mendirikan Masyarakat Abdullah Quilliam untuk mempertahankan peninggalannya.
"Masjid ini sangat penting karena merupakan masjid pertama di Inggris. Pusat aktivitas Islam pada zaman Ratu Victoria dan lahirnya Islam di Inggris," ujar Geaves.
Masjid itu sendiri merupakan Institut Muslim Liverpool yang didirikan Quilliam pada 1889, dua tahun setelah keislamannya. Masjid ini pun telah mengalami pemugaran dan mampu menampung 20.000 jamaah. [*/Jly]