Padangkita.com - Ani Liu seniman yang menggunakan sains dan teknologi untuk mengembangkan pengalaman multi-indra, telah menemukan cara untuk menyimpan aroma tubuh seseorang dalam bentuk parfum yang disimpan dalam botol.
Dilansir dari National Geographic Indonesia, lulusan MIT Media Lab ini berhasil menyimpan wangi tubuh orang tuanya dalam sebuah botol. Karyanya tersebut melibatkan alat-alat arsitektur, augmented reality, dan biologi sintesis. Benar-benar gabungan antara seni dan teknologi.
Parfum manusia ini berawal dari motivasinya untuk menciptakan sesuatu yang sangat emosional menggunakan alat-alat canggih. ‘Saya bertanya-tanya, dapatkah alat-alat canggih ini membantuku membuat seni? Bagaimana cara menciptakan sesuatu yang sangat emosional?,” jelasnya, dikutip dari National Geographic Indonesia, Rabu (16/5/2018).
Secara fisiologis, aroma terhubung dengan memori. Liu berpikir bahwa akan sangat menyenangkan untuk menumbuhkan tanaman yang wanginya seperti tubuh neneknya. Sebab, begitu menciumnya, ia seperti kembali ke masa kecil dan teringat kenangan bersama nenek.
“Untuk sementara, saya fokus membuat sesuatu yang berkaitan dengan aroma. Itu sangat menantang, dan hasil penelitian akhirnya mengarahkan saya untuk membuat parfum dari wangi tubuh seseorang,” imbuhnya.
Beberapa hal yang dilakukan untuk membuat parfum dari aroma tubuh manusia adalah mengekstrak molekul volatil dari pakaian yang telah digunakan oleh subjek penelitian, lalu melarutkannya.
“Itu memerlukan banyak eksperimen. Saya harus mencoba berbagai larutan, konsentrasi, dan pengaturan saat penyulingan. Meskipun begitu, proses menemukan keakuratannya sangat menarik,” kata Liu.
Sejauh ini, ia sudah melakukan uji coba penyimpanan aroma tubuh kepada enam orang, yaitu suami, diri sendiri, kedua orangtua, rekan di laboratorium, dan ahli kimia yang membantunya dengan ini.
“Aroma tubuh orangtua saya benar-benar bisa membuat emosional. Saya tahu, akan ada waktunya mereka meninggalkan saya selamanya. Jadi, saat ini, saya seperti membuat kapsul waktu sebelum mereka meninggal,” ungkapnya.
Selain itu, terkait hal yang menginspirasinya untuk menggabungkan seni dan teknologi, Liu menceritakan bahwa menjadi generasi Cina-Amerika pertama dalam keluarga, orangtua merasa ia perlu belajar tentang matematika, sains, dan teknologi. Liu mulai mempelajari arsitektur beserta alat-alat dan perangkat lunaknya untuk merancang bangunan.
Ia semakin tertarik melihat bagaimana alat-alat tersebut memengaruhi desainnya. Artinya, teknologi benar-benar menajamkan cara seseorang dalam bertindak.
“Saya ingin membuat karya seni yang menunjukkan betapa teknologi sudah sangat memengaruhi kita. Juga bagaimana sains membangun keyakinan sosial,” paparnya
Menurut Liu, penggabungan seni dengan sains dan teknologi sangat lah penting karena kita memerlukan sudut pandang yang lebih luas. Baginya, memiliki beberapa sudut pandang terhadap sebuah fakta membuat seseorang memiliki isi percakapan yang lebih kaya dan bermakna.