Ia memiliki mimpi untuk bisa kembali mengunjungi tempat kelahirannya di Provinsi Kampong Cham yang letaknya sekitar 90 mil dari timur ibu kota Phnom Penh.
Dikarenakan umurnya yang sudah renta, Bun Sen kesulitan untuk berjalan menuju kota kelahirannya itu, terlebih dengan kondisi fisiknya yang tidak kuat lagi berjalan.
Mengetahui jalan hidup Bun Sen tersebut, salah satu LSM lokal di Kamboja bernama Cambodian Children's Fund telah membantu kehidupan Bun sejak 2004.
Bahkan LSM ini juga merencanakan perjalanan Bun ke kota kelahirannya setelah mengetahui keinginan terdalam wanita berhati mulia itu.
Baca juga: Kompak, Ibu dan 3 Orang Putrinya Menikah di Hari yang Sama
Pada momen itulah akhirnya mereka menemukan kakak perempuan Bun dan adik laki-lakinya masih hidup dan tinggal di desa itu.
Kakaknya diketahui bernama Bun Chea dan berusia 101 tahun dan adik laki-lakinya berusia 92 tahun.
"Saya meninggalkan desa sejak lama, dan tidak pernah kembali. Saya selalu berpikir saudara saya sudah meninggal," kata Bun Sen kala itu.
Tangis Bun Sen pun pecah setelah bertemu dengan kedua saudaranya yang sebelumnya ia kira telah meninggal.
"Bisa memegang tangan kakak perempuanku sangatlah berarti. Pertama kali adik laki-lakiku menyentuh tanganku, aku mulai menangis," kata wanita berusia 98 tahun itu.
Kakak Bun Sen, Bun Chea sendiri juga sudah menjanda dan menghidupi 12 orang anaknya.
Baca juga: Usai Patah Hati, Berat Badan Wanita Ini Turun Hingga 50 Kg
Suaminya juga dibunuh saat kepemimpinan Khmer Rouge.
Bun Chea sebelumnya juga meyakini adik perempuannya ini, Bun Sen, sudah lama meninggal.
"Kami memiliki 13 kerabat yang terbunuh oleh Pol Pot, dan kami berpikir dia juga sudah melakukannya (pada Bun Sen). Sudah lama sekali," kata wanita berusia 101 tahun itu. (*/PKT-27)
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="35408" boxed="true" boxed_shadow="true"]