"Pertama pasien itu tidak kabur, kedua bukan perawat. Jadi dia itu tenaga pembantu perawat yang tugasnya nganter makan, nganter surat-surat, ya seperti asisten pembantu," jelasnya.
Sementara kabar larinya perawat tersebut ke Beji, Pasuruan, Pasta juga mengklarifikasi bahwa yang bersangkutan memang sehari-harinya tinggal di sana (Beji).
"Orang itu memang beralamat di Gedangan, Sidoarjo tapi karena di Gedangan tidak punya kerabat jadi dia bertempat tinggal di Bangil," ujarnya.
Ia menambahkan, karena ramainya pemberitaan di media sosial, pasien tersebut sempat mendatangi Rumah Sakit Maiseto yang berlokasi di Bangil, Pasuruan.
"Jadi dia baru tau dikabarkan corona virus, ya karena ada media sosial itu. Baru mandiri ke Rumah Sakit Maiseto, Bangil," ungkap Pasta.
Pasta memastikan, kini asisten perawat tersebut sudah menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo.
Dari hasil tracing, pihaknya menduga kalau pasien itu bisa terpapar karena setiap hari pulang-pergi Bangil ke tempat bekerja dengan menggunakan angkutan umum.
"Kemungkinan sehari-hari kan dia pulang pergi Bangil, itu dia naik kendaraan elf atau bison, dugaan kami gitu.
Karena di rumah sakit dia tidak kontak dengan pasien dan tempat pelayanan dia juga tidak melayani pasien Covid," katanya.
Saat disinggung apakah di rumah sakit itu juga merawat suami siri perempuan tersebut, Pasta mengaku tidak mengetahui hal itu.
Ia lalu mengatakan bahwa di RSUD dr Soetomo telah menyediakan fasilitas rapid tes bagi seluruh karyawan. Hal itu dilakukan, untuk memastikan kesehatan para karyawan.
"Semua pegawai di rapid, meskipun tidak ada kontak langsung pasien corona.
Ini karena kan pekerja kami banyak yang tinggalnya juga di luar Surabaya ya," ujarnya membeberkan. [*/Jly]