Dilansir dari The Asia Parent, Ayunan ini bisa dikaitkan di bagian rumah yang kuat menahan beban berat tubuh bayi, namun cukup luas dan tidak menghalangi gerak maju mundur ayunan.
Ayunan ini bisa diletakkan di bagian bawah kusen pintu ruangan yang ada di dalam rumah. Kemudian bayi dimasukkan dalam ayunan dengan posisi berbaring.
Sambil menahan bayi dengan kedua lututnya, ibu mendudukkan bayi dalam ayunan, kedua tangan bayi didekapkan di dadanya dan kedua kakinya diluruskan.
Baca juga: Duit Rp188 Miliar Cuma untuk Bangun Patung Raksasa di Wilayah Miskin
Lalu ibu mengikat bayi dengan sebuah selendang lain, mulai dari punggung hingga lehernya sambil membetulkan posisi telinga bayi yang terlipat. Ikatan ini tidak terlalu kuat dan bayi diusahakan tetap bisa bernafas seperti biasa.
Ikatan ini bertujuan untuk membatasi gerak bayi sehingga ia tidak jatuh dari ayunan. Hampir mirip dengan fungsi bedong.
@titadayakTradisi ayun bayi kami orang dayak seperti ini.kami sebut nmanya TUYANG TAPOKONG. kalau tempat kalian apa nmanya?##salamkenaldansalamsantunš
Saat ini tidak semua ibu Dayak atau Banjar trampil membapukung bayi. Hanya mereka yang masih memegang teguh budaya sajalah yang paham akan manfaat bapukung dan bisa membapukung bayinya dengan sempurna. [*/son]