Berita viral terbaru: Penghinaan terhadap Nabi Muhammad kembali dilakukan melalui penerbitan majalah satir Charlie Hebdo.
Padangkita.com- Beberapa waktu lalu sempat terjadi kehebohan di media sosial mengenai sebuah tayangan kartun. Karena sebuah majalah dianggap telah menyebarkan dialog yang mengandung unsur ujaran kebencian.
Majalah tersebut bernama satir Charlie Hebdo yang menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad.
Dengan adanya hal tersebut banyak datang komentar dari sejumlah warganet yang kemudian ditujukan pada sang pimpinan negara Prancis, Emmanuel Macron.
Menurutnya jika hal itu atas dasar penilaian serta pilihan dari editorial jurnalis atau ruang redaksi bukan karena presiden republik Perancis.
Terlebih lagi editor dari sang majalah menyebutkan jika kartun Nabi sudah menjadi milik sejarah dan tidak bisa ditulis ulang atau dihapus.
terlebih lagi sang pria menyebut jika Islam merupakan salah satu agama yang banyak menghasilkan teroris tidak bisa diterima begitu saja oleh masyarakat dan warganet.
Kartun itu memicu kemarahan warga muslim karena dianggap sebagai penistaan agama. Mereka juga menuding Charlie Hebdo menganggap semua muslim itu teroris. Lantaran pernah terjadi permasalahan yang mengaitkan agama Islam beberapa tahun silam.
Disebutkan jika pemimpin negara Perancis tersebut menyatakan bahwa bukan ranahnya dalam memberikan komentar atas keputusan yang diterbitkan oleh sang majalah. Hal ini disampaikan dirinya pada Rabu 2 September lalu.
Baca juga: Ditanya Niat Jadikan Alwiansyah Anak Angkat Susul Betrand Pero, Begini Jawaban Ruben Onsu
Sang Presiden juga mengatakan bahwa Prancis memiliki kebebasan untuk berekspresi. Untuk itu setelah merupakan suatu kewajiban bagi semua warga Prancis untuk menunjukkan adab.
Serta yang tidak dan kalah pentingnya ialah hormat kepada satu sama lain dan menghindari dialog kebencian.
Sebelumnya majalah tersebut menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad pada sehari sebelum 13 pria dan seorang perempuan akan disidang dalam kasus penyerangan kantor majalah itu di tahun 2015.
Tepat pada 7 Januari 2015, kakak-beradik Cherif dan Said Kouachi, warga Prancis. Mereka lengkap dengan bersenjatakan senapan, pistol semi-otomatis, granat, menyerang kantor Charlie Hebdo di Paris menewaskan 17 orang, 12 di antaranya termasuk sejumlah kartunis dan staf editorial serta tiga pelaku.
Saat itu saksi menyatakan jika mereka mendengar bahwa pelaku meneriakan kalimat telah "membalaskan dendam untuk Nabi" dan membunuh seorang polisi yang terluka.
Hingga beberapa hari kemudian 3 orang pelaku diketahui bersumpah kepada ISIS untuk setia.
Mereka ini juga menyerang sebuah supermarket Yahudi di Paris. Dalam serangan tersebut menewaskan beberapa orang dan menawan sejumlah sandera.
Baca juga: Sempat Senang Dagangan Diborong, Nenek 65 Tahun Ini Justri Ditipu Pembeli
Walaupun kakak-beradik Kouachi dan pelaku ketiga kemudian tewas, polisi berhasil mengungkapkan 14 orang yang diduga memberi bantuan logistik dan materi untuk penyerangan tersebut.
sSdang kasus tersebut lah yang akan dimulai pada hari yang telah ditentukan setelah beberapa tahun terjadinya penyerangan. [*/Nlm]
Baca berita viral terbaru hanya di Padangkita.com.