Kondisi sang bayi berkembang dengan sejumlah pembengkakan di lokasi sayatan karena penumpukan cairan.
Namun tindak lanjut pasca operasi lainnya menunjukkan pembengkakan itu akan sembuh dengan sendirinya. Sang bayi juga dapat mengonsumsi ASI dengan baik.
Meski begitu, dokter mencatat adanya kerusakan saraf kecil di bibir bawah bayi tersebut. hal tersebut dikarenakan duplikasi kraniofasial biasanya didiagnosis dalam rahim atau segera setelah kelahiran.
Baca juga: Kocak, Ikan Arwana Harga Rp2 Juta Digoreng Sang Ayah
Kasus ini menambah catatan dunia medias. Pada tahun 1978 ada juga satu laporan ntaran satu kasus tentang mulut ‘tambahan’ seperti kasus ini.
Kala itu, kasus tersebut ditemukan pada pasien berusia 22 tahun setelah diagnosis yang tertunda. [*/Prt]