Meski demikian, di balik itu semua, Nafisa pun mengaku tak memiliki cita-cita menjadi atlet climbing atau atlet panjat lainnya. Ia mengaku bercita-cita ingin menjadi polisi, koki, atau penari.
"Cita-cita jadi polwan, agar bisa nangkap penjahat. Terus kalau koki agar besok bisa memasak enak, dan penari ingin bisa jadi penari balet," ujarnya.
Sementara, orang tua Nafisa mengaku cemas karena acap kali melihat anaknya memanjat dinding.
"Namanya orang tua, anak yang masih kecil terus naik-naik ke tembok dan bergelantungan pastikan punya rasa takut terjatuh. Tapi kalau dilarang, malah naik terus, Mas," papar Rumiyati, ibu Nafisa
Rumiyati (45) mengakui bahwa anaknya mulai gemar memanjat dinding sejak satu bulan lalu, namun sudah sering memanjat sejak beberapa tahun terakhir.
"Kalau dinding rumah, baru sebulan ini. Dulu sebelumnya, pohon krasem yang ada di belakang rumah sering sekali dipanjat anak saya," jelasnya.
Selain itu, Kades Tengeng Wetan Rochmat juga ikut menyampaikan apabila sang bocah perempuan itu mempunyai bakat yang unik.
Pihak desa berniat membina sang bocah agar minat dan bakatnya bisa disalurkan pada olahraga wall climbing.
Baca juga: Inilah Obat Kuat dari Himalaya yang Harganya Miliaran
"Nafisa dipandang sebagai bibit calon atlet wall climbing atau panjat dinding potensial dari Kabupaten Pekalongan. Oleh karena itu, kami akan terus memantau perkembangannya," ujarnya.
"Saya berpesan kepada orang tua agar memantau terus. Kalaupun ini sudah menjadi kebiasaan, minimal dilakukan dengan pendampingan orang dewasa, dan profesional" tegasnya. [*/win]