Seiring berjalannya waktu, kondisi Carter semakin memburuk. Dia mengalami gagal jantung, di mana jantungnya berhenti selama 6 menit yang membuatnya dilarikan ke rumah sakit.
Saat itu, Carter dirawat di ruang ICU selama enam minggu dengan alat bantu pernapasan.
Setelah menjalani perawatan yang intensif, akhirnya alat bantu Carter dilepas. Ia tetap tersenyum dan berusah mengambil napas sendiri.
Dari waktu ke waktu kondisi Carter semakin memburuk. Tubuhnya tidak bisa lagi menyerap nutrisi dari makanan.
Hal ini tentunya berdampak pada berat badannya yang turun sangat drastis. Sebelum meninggal dunia, berat badan Carter saat itu hanya 10 kg.
Carter menghembuskan nafas terakhirnya dipelukan sang ibu, malaikat tanpa sayap yang dicintainya itu dengan wajah bahagia.
“Saya baru saja memeluknya. Ia terlihat sangat tenang. Saya pikir ia masih terus berjuang. Hingga butuh waktu lebih lama bagi saya untuk menyadari kepergiannya,” ujar Victoria.
Carter dimakamkan bersama dengan mainan kesayangannya termasuk boneka dari karakter favoritnya Simba, di The Lion King.
Baca juga: Bawa 2 Ulama ke Gereja, Pastor Ini Dihujat Jemaahnya
“Saya senang menjadi ibunya dan melakukan semua kebutuhan perawatannya dan saya akan melakukannya lagi jika saya bisa,” ungkap Victoria.
Sebagai seorang ibu, Victoria mengaku merasa bahagia ketika mengenang putra kesayangannya itu.
“Saya mendapatkan kekuatan dari Carter karena dia berjuang dan tidak pernah kehilangan semangatnya,” tutur Victoria.
“Bahkan ketika dia merasa sangat sakit dan menjadi kurus, dia tetap ingin bermain dan melakukan apa yang dia sukai. Bahkan hari-hari terakhirnya, Carter selalu tersenyum. Dia membuatku terus bertahan dan melangkah maju,” tambahnya lagi. [*/win]