Berita viral terbaru: Seorang ibu asal Inggris ini menceritakan saat-saat terakhir sang anak yang mengalami penyakit langka.
Padangkita.com - Bagi seorang ibu, anak adalah anugrah terindah yang dia miliki. Kehilangan seorang anak sama saja halnya dengan kehilangan separuh jiwanya.
Bagaimana bisa seorang ibu mengumpulkan kekuatan saat melihat anaknya sakit parah? Melihat anaknya menghembuskan nafas terakhir dan kehilangan anak untuk selamanya? Pasti itu sangat berat untuknya.
Seperti halnya dengan seorang ibu yang bernama Victoria Lamb, asal Nottingham, Inggris, yang membagikan kisah pilunya ketika menyaksikan anak tersayangnya menghembuskan nafas terakhir dalam pelukannya sambil tersenyum.
Anak Victoria, Carter Reace Lamb, terlahir dengan kondisi langka yakni Mitochodrial atau disebut mitos. Penyebab dari penyakit langka ini belum diketahui sampai sekarang.
Carter menghembuskan nafas terakhirnya pada 14 Juli 2020, setelah berjuang memerangi penyakit yang langka tersebut.
Penyakit mitokondria ini merupakan kelainan yang disebabkan oleh mutasi organel kecil yang ada hampir di setiap sel tubuh manusia dan 90 persen menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh manusia.
Apabila sel-sel itu tidak berfungsi dengan baik, maka akan berdampak sangat serius.
Tidak sampai di situ, tubuh penderita mitokondria ini sulit dalam menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsinya. Hal inilah yang membuat Carter harus mengunjungi rumah sakit secara berkala.
Awalnya, dokter sudah mengatakan kepada Victoria bahwa Carter tidak dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama.
Carter hanya bisa bertahan hingga usianya sampai 3 tahun. Keajaiban pun datang, Carter bisa bertahan hingga usianya mencapai 9 tahun.
Baca juga: Deddy Corbuzier Bilang ‘Kan Dulu Kecil Jelek’, Aurel Jawab Begini
Di balik rasa sakit yang dirasakannya, Carter tetap memiliki semangat yang tinggi dan bertahan melawan penyakitnya dengan penuh senyuman.
“Selama rasa sakitnya terkendali, dia selalu bahagia,” ungkap Victoria kepada Nottingham Post, dilansir dari dream.
Seiring berjalannya waktu, kondisi Carter semakin memburuk. Dia mengalami gagal jantung, di mana jantungnya berhenti selama 6 menit yang membuatnya dilarikan ke rumah sakit.
Saat itu, Carter dirawat di ruang ICU selama enam minggu dengan alat bantu pernapasan.
Setelah menjalani perawatan yang intensif, akhirnya alat bantu Carter dilepas. Ia tetap tersenyum dan berusah mengambil napas sendiri.
Dari waktu ke waktu kondisi Carter semakin memburuk. Tubuhnya tidak bisa lagi menyerap nutrisi dari makanan.
Hal ini tentunya berdampak pada berat badannya yang turun sangat drastis. Sebelum meninggal dunia, berat badan Carter saat itu hanya 10 kg.
Carter menghembuskan nafas terakhirnya dipelukan sang ibu, malaikat tanpa sayap yang dicintainya itu dengan wajah bahagia.
“Saya baru saja memeluknya. Ia terlihat sangat tenang. Saya pikir ia masih terus berjuang. Hingga butuh waktu lebih lama bagi saya untuk menyadari kepergiannya,” ujar Victoria.
Carter dimakamkan bersama dengan mainan kesayangannya termasuk boneka dari karakter favoritnya Simba, di The Lion King.
Baca juga: Bawa 2 Ulama ke Gereja, Pastor Ini Dihujat Jemaahnya
“Saya senang menjadi ibunya dan melakukan semua kebutuhan perawatannya dan saya akan melakukannya lagi jika saya bisa,” ungkap Victoria.
Sebagai seorang ibu, Victoria mengaku merasa bahagia ketika mengenang putra kesayangannya itu.
“Saya mendapatkan kekuatan dari Carter karena dia berjuang dan tidak pernah kehilangan semangatnya,” tutur Victoria.
“Bahkan ketika dia merasa sangat sakit dan menjadi kurus, dia tetap ingin bermain dan melakukan apa yang dia sukai. Bahkan hari-hari terakhirnya, Carter selalu tersenyum. Dia membuatku terus bertahan dan melangkah maju,” tambahnya lagi. [*/win]