Berita viral terbaru: Li Hua akhirnya dapat berdiri tegak untuk pertama kalinya setalah 28 tahun lamanya tubuhnya terlipat.
Padangkita.com - Coba membungkuk atau melipat tubuh kamu selama satu jam saja. Kira-kira bagaimana rasanya? Tentu sangat capek sekali. Jangankan satu jam, lima menit saja melipat badan, sudah terasa capeknya.
Hal itulah yang terjadi pada seorang pria asal China satu ini. Bahkan si pria ini sudah membungkuk selama hampir tiga dekade.
Pria itu bernama Li Hua, lelaki asal Yongzhou, China, yang didiagnosis menderita ankylosing spondylitis sejak ia berusia 18 tahun.
Kondisi itu pun membuat dirinya tidak dapat beraktivitas sebagai mana orang biasa melakukan aktivitas rutin. Baik itu sekedar untuk berdiri, duduk tegak, dan berbaring telentang.
Kini, Li Hua telah beranjak usia 46 tahun, sehingga ia telah membungkuk sekitar 28 tahun lamanya karena menderita ankylosing spondylitis ini.
Ankylosing spondylitis sendiri merupakan suatu kondisi yang memengaruhi tulang belakang, yang dapat menyebabkan peradangan dan mengakibatkan nyeri kronis parah. Pada umumnya kondisi ini memengaruhi sendi-sendi yang lainnya.
Hal ini menyebabkan semakin lama semakin berkurangnya kelenturan pada tulang belakang manusia. Sehingga menyulitkan seseorang untuk berdiri atau bahkan bergerak dengan benar.
Dengan kondisi Hua yang seperti itu, tentu Hua sangat sulit beraktivitas untuk kebutuhannya saja. Baik itu makan, minum, BAB, dan yang lainnya. Hingga selama ini ia selalu bergantung pada ibunya.
Hua pun mengaku bahwa ia tak memiliki biaya untuk mengobati kondisinya itu. Ia juga tidak mau lagi merepotkan ibunya dengan biaya yang tentu tidak sedikit untuk mengobati penyakitnya yang langka itu.
Melihat kondisi Hua yang memprihatinkan, Prof. Tao Huiren dari Rumah Sakit Umum Universitas Shenzhen pun lalu menawarkan bantuan untuk mengembalikan postur tubuhnya dengan melakukan prosedur empat bagian radikal.
Baca juga: Saat Kamar TKW Cantik Ini Dipasangi CCTV oleh Anak Majikan
"Pilihan satu-satunya adalah mematahkan tulangnya satu bagian pada satu waktu, yaitu femur, cervical vertebrae, thoracic vertebrae, kemudian meluruskan seluruh tulang belakangnya," tutur Huiren, melansir Next Shark.
Sebelum pengobatan dilakukan, ia mengatkan kalau pengobatan itu belum tentu 100% berhasil. Menurutnya, prosedur ini memiliki risiko 20-30 kali lipat dari prosedur bedah tulang belakang biasa.
Serta kemungkinan jika tidak berhasil, menurutnya dapat mengakibatkan lumpuh pada seluruh kujur tubunya. Hal itu merupakan pengambilan resikoa yang sangat tinggi.
Namun, untungnya setiap langkah operasi yang dilakukan dengan hati-hati, Hua pun mengalami perubahan yang signifikan. Secara bertahap tulang punggungnya mulai menjadi lurus kembali.
Huiren memprediksi bahwa Hua akan segera bisa melakukan gerakan normal dan berjalan lagi tanpa bantuan setelah terapi selama beberapa bulan.
"Tentu saja dia tidak akan bisa melakukan sesuatu yang ekstrem seperti tinju atau bermain tenis, tapi keseluruhan gerakan tubuh tidak akan menjadi masalah," tutur Huiren.
Sementara, Hua merasa sangat berterima kasih kepada seluruh tim yang telah membantu pengobatannya dan juga kepada ibunya yang selama ini telah merawatnya.
Baca juga: Dikira Pacar, Ternyata Pria Itu Adalah Ayahnya
"Tidak akan ada kesembuhan untukku tanpa adanya dokter Tao. Dia penyelamatku, dan rasa terima kasihku adalah yang kedua setelah ibuku," ungkap Hua. [*/win]