Berita viral terbaru: Tidak ingin menyusahkan keluarganya, seorang pria terpaksa tinggal di sebuah goa karena tidak mempunyai rumah.
Padangkita.com - Pria paruh baya bernama La Udu (50), telah tinggal di goa selama 10 tahun lamanya karena tidak mau menyusahkan keluarganya.
Warga kota Baubau, Sulawesi Tenggara tersebut hidup sebatang kara untuk tinggal di goa. La Udu memilih tinggal di goa karena ia tidak mempunyai rumah.
Selain itu, La Udu mengaku tidak mau menyusahkan keluargaya, sehingga ia terpaksa tidur dan tinggal di sebuah goa di pinggir pantai.
Sebelumnya, ia mengaku pernah tinggal bersama keluarganya yakni ayah dan ibunya. Setelah sepeninggalan kedua orang tuanya, ia pun tinggal bersama saudaranya yakni sang kakak.
Namun, karena saudaranya telah menikah, ia akhirnya memutuskan untuk tinggal di sebuah goa agar tak menyusahkan.
Setiap hari La Udu beraktivitas di sekitar gua tempat tinggalnya selama 10 tahun. La Udu duduk ditepi tempat tidurnya.
Adapun lokasi goa yang ditinggali La Udu berada di wilayah tepi pantai Kelurahan Kadolomoko, Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau.
Ia tinggal tepat di bawah tebing dengan ketinggian sekitar 100 meter dari jalan utama. Untuk menuju ke goa tempat tinggal La Udu, dapat ditempuh dengan menggunakan perahu sampan.
Di atas goa yang ia tinggali tersebut banyak terdapat tanaman liar yang tumbuh di batu cadas. Bahkan saat ditanya, ia mengaku kedinginan dan terkadang merasa takut tinggal sendirian, jauh dari warga dan kerabatnya.
Namun, tak ada jalan lain lantaran dirinya tidak mempunyai rumah untuk tempat tinggal.
“Kalau malam dingin sekali. Takut (sendiri), tapi mau bagaimana lagi. Kalau air laut pasang, saya masuk ke dalam lagi,” ujar La Udu
Baca juga: Biadab, Dukun di Tasikmalaya Ini Cabuli Ibu Muda dan Juga Anaknya Selama 3 Bulan
Setiap harinya La Udu terpaksa tidur beralaskan pecahan perahu. Tempat tidurnya pun berada di sela bebatuan.
Goa tempat ia tinggal sangat dekat dengan laut.
Bila air pasang, maka air laut pun mendekati tempat tidurnya tersebut.
“Kalau malam dingin sekali. Takut (sendiri), tapi mau bagaimana lagi. Kalau air laut pasang, saya masuk ke dalam lagi,” ujar La Udu.
Ia mengatakan bahwa untuk mencukupi kebutuhan pangannya, ia harus mencari ikan untuk dijual. Selain itu, La Udu mengaku setiap harinya ia terpaksa memakan ubi dan kasoami.
Kasoami merupakan makanan tradisional Buton berbahan utama singkong (ketela pohon atau ubi kayu). Kasoami diolah dengan cara mengukus parutan singkong yang sudah dikeringkan.
Adapun dalam memasak kasoami, La Udu membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
Baca juga: Tanda Wanita Bergairah dan Lagi ‘On’
“Makan, makan ubi, dan kasoami, mencari ikan juga. Hasilnya juga dijual, tapi tidak banyak,” kata La Udu.
La Udu memasak dengan menggunakan panci di dalam gua. Setiap hari ia harus memasak nasi dengan membeli beras dari hasil jualan ikannya. [*/Son]