Berita viral terbaru: Raja Kamerun tak hanya dianugerahi harta yang melimpah, tetapi juga istri yang hampir berjumlah 100 orang yang diwarisi dari raja sebelumnya.
Padangkita.com - Aneh tapi nyata, seorang raja yang baru memimpin tidak hanya diwarisi harta yang melimpah, tetapi juga istri yang sangat banyak. Memang terdengar ngawur, tapi itulah yang terjadi di Bafut, Kamerun.
Sebut saja misalnya Abumbi II, fon atau raja ke-11 dari Bafut, Kamerun itu. Ia bahkan memiliki istri yang berjumlah hampir 100 orang.
Semua istrinya itu memang bukan dari awal menjadi miliknya, melainkan warisan dari raja sebelumnya.
Di Kamerun memang ada yang namanya tradisi ketika seorang fon atau raja meninggal, penggantinya nanti akan mewarisi semua istrinya dan kemudian menikahi ratu sendiri.
"Para ratu memiliki peran besar untuk dimainkan dalam fondom," kata Pangeran Nickson yang juga dari Bafut.
Ia bahkan mencatat bahwa terserah wanita-wanita di belakang pria itu untuk membentuknya dalam perannya sebagai raja.
Sementara menurut pengakuan salah seorang istri Abumbi II, tradisi ini merupakan warisan leluhurnya.
"Di belakang setiap pria yang sukses pastilah wanita yang sangat sukses dan setia," kata istri ketiga Abumbi, Queen Constance.
"Tradisi kami mengatakan bahwa ketika kamu adalah raja, para istri tua tetap mewariskan tradisi itu kepada istri-istri yang lebih muda dan juga untuk mengajarkan tradisi kepada raja karena raja awalnya seorang pangeran, bukan seorang raja," imbuhnya.
Terlepas dari kenyataan bahwa poligami legal di Kamerun, data menunjukkan bahwa ada jauh lebih sedikit pernikahan poligami di seluruh benua Afrika.
Praktik ini harus berhadapan dengan perubahan nilai-nilai, penyebaran agama Kristen, meningkatnya daya tarik cara hidup barat, serta mempertimbangkan pada meningkatnya biaya ketika memiliki keluarga besar.
Dengan latar belakang inilah penguasa tradisional Kamerun harus melewati garis tipis antara dua budaya yang sering bertentangan.
"Selama penjajahan, nilai-nilai lain masuk, dari pemerintahan, berbeda dari nilai-nilai tradisional yang kami miliki dan oleh karena itu ada konflik terus-menerus antara nilai-nilai tradisional dan nilai-nilai barat modern," ungkap Fon Abumbi II, yang telah memerintah wilayah Bafut, fondom terbesar di dunia selama 47 tahun.
"Peran saya adalah untuk memadukan mereka, untuk menemukan jalan ke depan sehingga rakyat saya dapat menikmati buah dari perkembangan dan modernitas tanpa menghancurkan budaya mereka. Tanpa budaya, kita bukan manusia, kita adalah binatang. Dan karena itu, lembaga kepala suku adalah penjamin budaya kita," lanjutnya.
Meskipun poligami sering mendapat kritik di Barat, ada beberapa anggapan bahwa tradisi ini sebenarnya berharga.
Ada banyak hal yang tak terduga berasal dari dalam praktik yang mungkin tak terlihat sekilas mata.
Misalnya saja, sebuah fakta bahwa para istri ini ternyata merupakan bangsawan yang sangat berpestrasi.
Contohnya ratu dari Fon Ndofua Zofia II dari Babungo, salah satu penguasa tradisional termuda di Kamerun, yang mampu berbicara bahasa Inggris dengan lancar di wilayah yang berbahasa Prancis. Ia juga dikenal memiliki skill pemasaran yang hebat.
Bagaimanapun penilaian luar tentang gaya hidup raja di Afrika ini, tetap saja mereka tidak bisa dianggap sebelah mata karena itu adalah tuntutan tradisi leluhur mereka.
Sama seperti di Inggris, kerajaan dan raja Afrika terikat dengan budaya dan sejarah yang kaya. Warisan istri ayah mereka tidak lain adalah kewajiban moral.
Kontradiksi yang tampak inilah yang membuat hidup dalam fondom menarik dan membingungkan.
Apakah mereka terjebak di masa lalu atau mengimbangi zaman yang berlaku saat ini?
Seperti halnya Abumbi II, yang mungkin telah "mewarisi" 72 istri dan lebih dari 500 anak setelah kematian ayahnya. Meski begitu, ia tetap menganggap dirinya sebagai raja yang sangat modern.
"Untuk menjalankan kerajaan saat ini di era ini, kamu harus dididik karena segala sesuatunya bergerak sangat cepat. Seperti dulu, pendidikan itu ringan, ketidaktahuan adalah kegelapan." ungkap Abumbi II, raja dengan 72 istri tersebut. [*/Jly]