Nani juga mengatakan gaji yang mencapai Rp 18 juta itu belum bisa dibilang gaji yang cukup tinggi di negara Jepang. Hal ini karena biaya hidup di sana terbilang cukup mahal.
“Gaji beda jauh dengan Jakarta. Jadi memang lebih besar di Jepang tapi pengeluarannya juga lebih banyak. Biaya tempat tinggal, biaya makan, keseharian gitu,” ujar Nina.
Selain itu, menjadi perawat lansia juga tidak kalah menantang. Lansia yang dirawat Nani cukup rewel karena mereka sudah pikun.
“Kadang misalkan udah makan, 5 menit kemudian kok aku belum dikasih makan, bisa kayak gitu. Terus misalkan udah ke toilet eh 1 menit kemudian mau pipis marah-marah gitu, banyak yang kayak gitu karea sudah pikun kan,” ujar Nani.
Saat ini, Nani tidak ingin langsung balik ke negara sakura itu. Ia ingin mengutamakan kerja yang ada di Indonesia dulu.
Baca juga: Pria di Vietnam Ini Selamat dari Maut Berkat Ada Belatung di Kepalanya
“Aku prioritas bisa kerja di Indonesia. Enggak ke sana. Ini bursa kerja bisa di Indonesia, bisa ke Jepang. Enggak semuanya merawat lansia, ada yang ngajar, ada yang perusahaan tapi menggunakan bahasa Jepang,” terang Nina. [*/win]