Berita viral terbaru: Seorang nenek membawa jenazah cucu dibonceng anak lelakinya dengan sepeda motor, karena tidak sanggung membayar jasa mobil ambulans.
Padangkita.com - Tidak sanggup membayar biaya ambulans, seorang warga Batam mengaku terpaksa membawa jasad bayinya menggunakan sepeda motor dari rumah sakit.
Kejadian ini kemudian direkam video pendek yang menjadi viral dan mengundang reaksi banyak orang.
Sekretaris Forum Nias Selatan Provinsi Kepri Sofumboro Laia, misalnya. Dia mengaku sangat prihatin dengan kondisi tersebut dan mengaku kecewa dengan kebijakan pihak rumah sakit yang berlokasi di Batam Center tersebut.
"Sangat disayangkan sekali tindakan seperti itu. Seharusnya bisa difasilitasi dengan pakai ambulans. Padahal, sepengetahuan kami brand rumah sakit itu mengedepankan kasih.
Tapi atas kejadian itu, kami belum melihat kasih yang digaungkan itu," ujar Sofumboro Laia, dikutip dari Tribunnews.
Diketahui, jasad bayi perempuan itu keluar dari rumah sakit digendong oleh neneknya dan dibonceng oleh pamannya menggunakan sepeda motor.
Dari rumah sakit tersebut, mereka menuju Kaveling Punggur di rumah orangtua bayi. Sofu menilai, tindakan rumah sakit tersebut tidak etis.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi kepada orangtua kandung bayi bernama Kalvianto Dachi membenarkan kejadian itu.
Baca juga: Demi Bisa Nikahi Brondong 23 Tahun, Janda Ini Sogok Camer dengan Mahar Rp11 Miliar
"Iya benar pak kejadian itu. Anak pertama saya berjenis kelamin perempuan meninggal dunia pas pada 27 Juli 2020 pukul 24.00 WIB. Karena tidak ada biaya, makanya jasad anak kami terpaksa digendong dan dibonceng pakai motor ke rumah," kata Kalvianto Minggu malam.
Ia menceritakan, bayi perempuannya itu lahir di sebuah klinik di Punggur 24 Juli 2020. Saat itu, sang Ibu mengaku merasa sakit dan ada indikasi bayi lahir prematur.
Kemudian, oleh pihak klinik pasien dirujuk ke Rumah Sakit di Batam Center. Namun bayi itu hanya tahan sekitar tiga hari lalu kemudian meninggal dunia tepatnya pada 27 Juli 2020 pukul 24.00 WIB.
"Saat itu, biaya rumah sakit Rp 9.965.000 tapi kami tidak punya uang tunai. Sehingga sejak jam dua belas malam itu sampai jam tiga subuh kami tertahan, karena faktor biaya. Lalu kerabat saya yang hadir menjaminkan STNK kendaraan, NPWP, dan KTP. Baru besoknya diurus BPJS Kesehatan untuk cover biaya itu. Karena memang tak ada uang, makanya nggak dikasih kami naik ambulan rumah sakit," beber Kalvianto.
Ketua Dewan Pakar Gerakan Angkatan Muda Nias Indonesia (GAMNIS) Kepri Tomas Yeferson Lature yang punya video, membenarkan juga kejadian.
Ia mengaku ikut mengurus dan memohon kepada pihak rumah sakit agar disediakan ambulance.
"Tapi tidak ada tanggapan. Pihak RS Sakit justru minta Rp 350.000 untuk uang ambulance sementara keluarga ini tak punya uang. Termasuk kami minta bantu pada ambulance DPC Himni Kota Batam tapi tak berhasil, katanya terkendala karena sudah larut malam dan tak ada sopir. Tapi itu tak usah kita urai. Yang kami sayangkan adalah, pelayanan rumah sakit. Coba kalau penyakit menular andai kata, yang bertanggung jawab siapa? Apa lagi ini musim Corona," ujar Tomas.
Baca juga: Niat Tambah Subscriber, Edo Dwi Putra Terancam Dihukum Penjara 10 Tahun
Sementara itu, Direktur RS Elisabeth Batam, Sahat Siahaan membantah pihak Rumah Sakit tidak mau menyediakan ambulans untuk mengangkut jasad bayi tersebut.
Dia mengatakan, saat kejadian tersebut keluarga pasien tidak meminta mobil jenazah rumah sakit yang akan mengantarnya dan menyebut akan memakai mobil jenazah dari yang lain.
"Pihak keluarga tidak memberitahukan atau mengomunikasikan kepada rumah sakit bahwa mobil jenazah dari pihak ketiga tidak bisa dipakai, sehingga kami tidak tahu kalau tidak ada yang mengantar," katanya.
Sahat menegaskan, kalau diinformasikan, pihak Rumah Sakit pasti akan mengantar jenazah tersebut walaupun tidak ada biaya dari keluarga.
"Karena memang sudah itu standar yang kami lakukan," ungkap Sahat sebagai bentuk klarifikasi. [*/Son]