"Meski penampakannya terlihat menyeramkan namun banyak ahli meteorologi menyatakan bahwa awan tersebut tidak berbahaya. Kecuali kalau ditengarai sebagai indikasi awal kemunculan awan Cumulonimbus maka perlu waspada bukan terhadap awan arcus-nya, tetapi awan Cumulonimbusnya," jelasnya.
Yoga juga menjelaskan perbedaan awan arcus yang terjadi di Aceh beberapa waktu lalu dengan di Wonosobo. Secara mendasar fenomena di dua daerah di atas memiliki perbedaan mendasar.
"Kalau dari penampakannya berbeda dengan yang terjadi di Aceh beberapa waktu yang lalu. Yang di Aceh karena adanya awan Cumulonimbus, sedangkan yang di Wonosobo diduga terbentuk karena adanya gelombang gunung (mountain wave) bertemu udara naik yang lembab" lanjut Yoga.
Baca juga: Wow, Disini Air Terjunnya ke Atas
Yoga berpesan kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir terkait kemunculan awan ini. Namun perlu diwaspadai bagi aktifitas olahraga dirgantara (terbang layang/gantole) dan penerbangan (terutama pesawat kecil) yang melintas di sekitar lokasi tersebut. Karena menurutnya ada potensi akan terjadi turbulensi yang dapat membahayakan penerbang.
"Sifatnya tidak berbahaya bagi masyarakat yg tinggal di sekitar lokasi tersebut," tutupnya. [*/win]