Tradisi bakar batu juga diibaratkan dengan ucapan syukur atas sebuah kelimpahan berkat atau kesuksesan sebuah peristiwa lainnya. Bakar batu juga identik memberikan makan kepada para tamu sebagai ikatan silaturahmi.
“Perayaan bakar batu untuk kali ini dihentikan sementara. Jika ada masyarakat yang merayakan bakar batu, biasanya hanya dilakukan per keluarga, tanpa besar-besaran dan tidak mengundang warga lainnya, guna pencegahan corona Covid-19” katanya.
Baca juga: Pemulung yang Memelas Cuma Dapat Rp2000, Ternyata Punya Rumah Gedongan
Ajaran Islam dari Distrik Walesi sendiri telah menyebar ke sejumlah kabupaten di pegunungan tengah Papua, seperti di Kabupaten Yahukimo, Nduga, Yalimo.
Biasanya puluhan anak-anak di sekitar Distrik Walesi banyak yang dititipkan pada Pondok Pesantren Al-Istiqomah Walesi yang berdiri sejak 1977.
Distrik Walesi dapat ditempuh dengan 1 hingga 2 jam perjalanan darat. Jika ditempuh dengan ojek, biasa biasanya dikenakan tarif Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu. [*/Prt]