Lahir Tanpa Sidik Jari
“Saya membayar biayanya, lulus ujian, tetapi mereka tidak mengeluarkan izin karena saya tidak bisa memberikan sidik jari. Ini selalu menjadi pengalaman yang memalukan bagiku,” kata Amal Sarker, pria yang tidak memiliki sidik jari.
Amal menambahkan kalau dia selalu membawa tanda terima SIM saat mengemudi, tapi itu tetap membuatnya ditilang polisi. Dia memperlihatkan berkas tersebut dan jarinya, tapi petugas polisi tidak pernah membebaskan denda.
Sementara itu, membeli SIM juga menjadi masalah bagi keluarga Sarker. Pasalnya, pemerintah Bangladesh memberlakukan undang-undang yang mengatur pembelian SIM dengan mencocokan sidik jari dengan database nasional.
Tanpa sidik jari, Amal Sarker tidak bisa mempunyai SIM dan saat ini dia hanya menggunakan kartu yang dibeli atas nama ibunya. Keluarga yang tinggal di distrik Rajshahi, Bangladesh Utara ini, menderita kondisi genetik yang langka disebut dengan Adermatoglyphia.
Kondisi ini baru diketahui pada tahun 2007, saat Peter Itin, seorang dokter kulit Swiss, dilakukan oleh seorang wanita muda Swiss yang mengalami kesulitan untuk pergi ke Amerika Serikat, lantaran tidak punya sidik jari.
Padahal, wajahnya mirip dengan foto yang ada di paspor. Tapi semakin berkembangnya dunia teknologi, mereka akhirnya bisa dibantu.
Baca Juga: Curiga Istri Selingkuh, Pria Ini Sengaja Bius Istri untuk Mencari Bukti dan Akhirnya Begini
Departemen Kartu Identitas Nasional, mengatakan kalau para pria dari keluarga Sarker bisa mendapatkan dokumen yang mereka butuhkan dengan mengidentifikasi diri melalui pemindaian retina atau pengenalan wajah.
Lantaran keturuna mereka sudah diketahui demikian, barulah keturunan Sarker itu mendapat kemudahan dalam segala urusannya. [*/win]