Berita viral Terbaru: Ma Huateng, Pemilik sekaligus pendiri Tencent lampaui Bos Alibaba, Jack Ma sebagai orang terkaya di China.
Padangkita.com - Pemilik sekaligus pendiri Tencent, Ma Huateng kini menjadi orang terkaya di China. Kini, kekayaanya telah bertengger di posisi puncak melampaui Bos Alibaba, Jack Ma.
Dikutip dari Forbes, Jumat (15/5/2020), kekayaan Pony Ma naik 10 milar dolar AS sejak awal tahun.
Baca juga: Kuasa Tuhan, Viral Video Bayi Baru Lahir Meronta Ingin Berjalan
Saham perusahaan milik Ma Huateng yang bergerak di bidang game online berhasil meningkat 14% sepanjang tahun ini. Saham ini pun berhasil mencetak rekor tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Per 18 Maret 2020, kekayaan Pony Ma mencapai 48,2 miliar dolar AS atau Rp723 triliun, dari sebelumnya 38,1 miliar dolar AS.
Sedangkan kekayaan Jack Ma sebenarnya naik dari 38,8 miliar dolar AS menjadi 41,2 miliar dolar AS. Namun, level kenaikannya tidak setinggi Pony Ma.
Tampaknya Ma Huateng harus berterimakasih karena adanya lockdown. Pandemi virus corona yang terjadi di berbagai belahan dunia menjadi berkah bagi Tencent.
Pasalnya, permintaan akan jasa internet dan gaming meningkat pesat karena orang-orang, termasuk anak-anak beraktivitas di dalam rumah.
Hal ini menyebabkan meningkatnya pengguna game online akibat wabah Covid-19 ini.
Secara resmi, Ma Huateng sebenarnya sudah menyandang predikat orang terkaya di China sejak Maret. Saat itu kekayaannya sudah mencapai USD44,5 miliar.
Baca juga: Mike Tyson Mengaku Lebih Bahagia Saat Dirinya Tidak Punya Uang
Pada kuartal pertama 2020, Tencent meraih 15 miliar dolar AS dari mobile game berjudul Peacekeeper Elite dan Honor of Kings. Pendapatan dari kedua game tersebut naik 26 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Akan tetapi analis melihat keuntungan Tencent hanya bersifat sementara. Setelah dibuka kembali sekolah dan kantor di China orang akan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk bermain game online.
Terlebih lagi, pemulihan ekonomi yang berkepanjangan dari kontraksi PDB China sebesar 6,8% pada kuartal pertama juga kemungkinan akan membuat konsumen menarik kembali pengeluaran.
Tak hanya itu, kurangnya rilis game baru yang besar sejauh ini, mungkin akan menyebabkan penurunan pertumbuhan game kuartal ini dibandingkan dengan kuartal pertama.
Baca juga: Terkejut Melihat Istri Berduan dengan Oknum Tentara di Kamar, Polisi Ini Dor Keduanya
"Pada kuartal kedua, pertumbuhan di China tidak akan terlalu jelas," kata Senior Analis Omdia, Cui Chenyu dilansir dari detik.com. [*/Prt]