Ia sebelumnya biasa berkeliling di kawasan Pondok Pesantren Al Fatah Temboro Magetan. Kawasan itu kini ditutup karena menjadi salah satu klaster penyaberan virus corona baru atau Covid-19.
“Sudah tidak mempunyai uang untuk beli beras. Barang yang bisa dijual ya hanya blender,” kata Sujono, Rabu (20/5/2020).
Di rumah itu, Sujono tinggal bersama istri, anak, dan ibunya. Rumah di Desa Pojok Sari itu merupakan milik ibunya yang sedang sakit.
Setelah kawasan Ponpes Al Fatah Temboro ditutup, Sujono beralih profesi sebagai pengumpul kayu bakar. Ia dan istrinya mengumpulkan kayu dan bambu kering.
Baca juga: Kisah Selebgram Cantik Baru Lulus SMP Nikah dengan Pria 25 Tahun, Feni Rose: Pedofil
Jika beruntung, mereka bisa mendapatkan dua ikat kayu bakar yang dijual keliling kampung.
“Kadang laku Rp10.000 kadang hanya Rp5.000. Kalau dari pagi hujan, maka kami tidak mempunyai penghasilan,” kata Sujono.
Meski tergolong kurang mampu, Sujono mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Terlebih di tengah wabah pandemi corona yang tambah membelit perekonomiannya kini. [*/Jly]