Berita viral terbaru: Ratusan mayat anak-anak dan delapan kuburan massal ditemukan di Kota Tarhouna, Libya, usai perang yang terjadi.
Padangkita.com - Beberapa waktu lalu, masyarakat Libya digegerkan dengan penemuan mayat anak-anak di Kota Tarhouna Libya.
Salah seorang pejabat pemerintah Bulan Sabit Merah dan Tripoli imenyebutkan mayat tersebut ditemukan setelah pasukan berbasis di timur dan sekutu lokal mereka menarik diri usai perang bulan ini.
Sekelompok penegak HAM menyebutkan bahwa mayat anak-anak tersebut merupakan bukti dari kejahatan perang garis depan di Libya.
Akibat perang tersebut ribuan warga sipil terpaksa tergeser dan terusir dari pemukiman mereka di sana.
Bahkan banyak pula dari mereka yang meninggal lantaran terkena ranjau darat yang sengaja disembunyikan di daerah perumahan.
Pada Jumat (5/6/2020) Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui secara internasional merebut kembali Tarhouna, sebuah kota di tenggara Tripoli.
Tentara Nasional Libya (LNA) yang tidak terima melakukan penyerangan yang berbasis di timur untuk menangkap ibukota yang runtuh.
Baca juga: 10 Suku di Dunia Terkenal "Penghasil" Wanita Cantik, 2 Ternyata dari Indonesia
Pasukan GNA menemukan 106 mayat di rumah sakit. Tak hanya itu, penduduk setempat juga menemukan delapan kuburan massal di sekitar Tarhouna.
Hal ini sontak mendorong PBB untuk menyerukan penyelidikan lebih lanjut mengenai penemuan tersebut.
Pada sebuah konferensi pers, perwakilan Bulan Sabit Merah Libya, Faisal Jalwal mengatakan bahwa 29 mayat yang ditemukan di rumah sakit telah berhasil diidentifikasi. Mayat tersebut merupakan mayat wanita dan anak-anak.
Kepala biro orang hilang GNA, Kamal Al-Siwi, mengungkapkan sekitar 10 mayat telah disingkirkan dari salah satu, delapan kuburan massal yang telah ditemukan.
Kota Tarhouna sebetulnya telah dikendalikan oleh keluarga Kani lokal dan kelompok bersenjata bertahun-tahun lamanya. Mereka dikenal sebagai sebagai Kaniyat, yang setia kepada berbagai pihak selama perang sipil Libya berlangsung.
Selama serangannya di Tripoli dan Kaniyat, kota itu berfungsi sebagai benteng penting bagi LNA. Kelompok tersebut bertempur bersama LNA di pinggiran selatan ibukota tersebut.
Seorang pejabat kementerian kehakiman GNA, Nasser Ghaita, mengatakan telah mengeluarkan 23 surat perintah penangkapan atas kasus tersebut. Mereka juga telah meminta bantuan teknis dari PBB.
Baca juga: Ini 4 Tingkah Aneh Mike Tyson, No. 3 Bikin Geleng Kepala
LNA membantah pasukannya bertanggung jawab atas mayat yang ditemukan di kuburan missal. Mereka juga menyerukan PBB untuk menyelidiki laporan pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan pro-GNA di Tarhouna. [*/Prt]