Mengetahui hal itu, salah seorang profesor matematika di Universitas Shanghai, Xu Zhenl terkejut dengan kemampuan Zhou Wie. Tak lama, Zhou Wie pun menjadi populer di China.
Namun begitu, ada saja orang yang curiga bahwa Zhou Wie mungkin telah menghafal terlebh dahulu jawaban tersebut.
Lantaran banyaknya anggapan yang demikian, Universitas Shanghai dan Universitas Tiongkok Timur meminta Zhou Wie mengikuti tes selama dua hari.
Dari hansil tes itu menunjukkan bahwa aritmatika Zhou Wie sangat kuat. Bahkan kemampuannya tersebut dianggap lebih kuat daripada orang biasa.
Tak hanya itu, Lembaga Pusat Ilmu Pendidikan kemudian menggunakan teknologi pencitraan otak, untuk meneliti otak Zhou Wie.
Baca juga: Petani di Banjar Beniti Temukan Benda Kuno Berupa Kepeng dan Benda Sejarah Lainnya
Hasilnya menunjukkan amplitudo otak Zhou Wie lebih besar daripada orang dewasa normal. Hal itu membuat otak Zhou Wie aktif sangat kuat selama melakukan perhitungan.
Zhou Wie menggunakan wilayah otak yang berbeda dari rata-rata orang dalam menghitung. Karena bakat itu akhirnya terus dikembangkan. Zhou Wie juga mendapatkan pekejaan yang layak dengan terus meningkatkan kemampuan bahasanya.
Setelah 5 tahun berlalu, kini Zhou menjadi orang yang mandiri. Zhou Wie merasa sangat berterima kasih pada ibunya, karena telah membantunya selama ini. "Dia adalah payung, tempat berlindung bagiku dari angin dan hujan," ungkapnya. [*/Prt]