Berita viral terbaru: Ini adalah kisah seorang pria pemburu janda dan wanita paruh baya. Setidaknya, sudah 80 janda dan wanita paruh baya yang menjadi korbannya lewat secangkir kopi manis.
Padangkita.com - Mungkin masih banyak yang ingat soal kopi sianida yang membuat nyawa seorang wanita bernama Mirna melayang. Kasus itu pun dulu sempat viral dan ramai dibicarakan.
Namun kini, ada kasus baru seputar kopi yang membuat para janda dan wanita paruh baya mabuk kepayangan hingga kehilangan harta benda mereka.
Ya, ini adalah kisah petualangan seorang pria bernama Tio alias TH alias Hendi Handoko (40 tahun) yang berhasil menaklukkan 80 janda dan wanita paruh baya lewat secangkir kopi.
TH merupakan penipu ulung yang menguras harta wanita dengan cara membiusnya selepas kencan hingga akhirnya ia mendekam di balik penjara untuk kedua kalinya setelah 1 korbannya meninggal dunia.
Baca juga: Mirip Manusia, Kambing Ini Disembah Karena Dianggap Jelmaan Dewa
Diberitakan Tribun, kedok TH akhirnya terbongkar setelah salah satu korbannya Dewi (bukan nama asli) menceritakan apa yang dialaminya setelah ia bertemu dengan TH.
Wanita itu mengaku tak menyangka akan menjadi salah satu korban TH yang sejauh ini telah berhasil menipu serta menguras harta 80 janda kesepian dan wanita paruh baya.
Dewi awalnya mengenal TH dari media sosial dan kemudian berlanjut berkomunikasi lewat ponsel hingga akhirnya bertemu secara langsung.
Saat bertemu langsung, ternyata sosok TH alias Hendi berbeda dengan yang selama ini dia lihat di foto atau saat mereka video call.
Dewi melihat Hendi agak hitam dan banyak bekas jerawat di wajahnya. Padahal jika di foto, wajah Hendi terlihat putih dan tampan.
Baca juga: 6 Seleb yang Menikah dengan Pacar Masa Sekolah
"Kok beda ya sama di foto," gumam Dewi saat pertama kali bertemu.
Meski begitu, ia mencoba berdamai dan mencoba menerima Hendi apa adanya.
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="42404" boxed="true" boxed_shadow="true"]
"Saya bilang dalam hati enggak apa-apa lah yang penting dia baik dan perhatian," kata Dewi saat itu mencoba meyakinkan dirinya.
Setelah pertemuan di bandara, Dewi mengajak Hendi ke rumahnya. Ia bahkan sudah menyebutnya sebagai calon suami.Di dalam rumah itu hanya ada mereka berdua. Mereka berbincang mengenai rencana pernikahan dan Hendi pun berjanji akan mengajak Dewi ke Jakarta.
Bahkan Hendi juga mengaku akan mengajak Dewi berbelanja perhiasan selepas Magrib sebagai tanda keseriusan Hendi untuk menikahinya.
Tak lama berselang setelah obrolan panjang, Hendi meminta izin untuk membuat kopi. Katanya, sambil menunggu waktu menjelang sore.
"Dia sendiri yang masak air panasnya dan bikin cuma secangkir," kata Dewi.
Hendi menyeruput kopi sampai tersisa setengah cangkr dan sisanya Dewi diminta meminumnya. "Katanya biar romantis secangkir berdua," kata Dewi.
Tak berapa lama setelah meminum kopi, Dewi sama sekali tak ingat apa-apa.
Ia tertidur dan baru terbangun keesokan harinya sekitar pukul 06.00 WIB.
"Jadi itu saya enggak sadar tidur di kursi ruang tamu semalaman," ucapnya.
Setelah bangun dari tidur panjangnya, Dewi merasa perutnya mual. Ia pun langsung menuju kamar mandi, tapi terasa begitu jauh.
Baca juga: Nasihat Netizen ke Jedar yang Kecewa Pernikahannya Ditunda: Di Sah In Aja Dulu Neng
Ia bahkan terjatuh beberapa kali karena kakinya begitu lemah, tak kuat untuk melangkah.
Di tengah kondisi limbung, Dewi teringat dengan Hendi, orang terakhir yang ditemuinya sebelum tertidur panjang.
"Saya pikir awalnya dia tidur di kamar, akhirnya saya merangkak naik ke lantai dua ke kamar saya," ujarnya.
Alih-alih menemukan Hendi, badan Dewi terasa makin lemas dan nyaris pingsan. Ia menemukan seluruh kamarnya berantakan.
Perhiasan yang ia simpan di lemari telah raib, termasuk sejumlah uang tunai dan ponsel.
Sementara sosok Hendi menghilang entah kemana.
Dengan sisa tenaga Dewi berlari ke rumah Ketua RT tempat tinggalnya dan menceritakan apa yang baru saja dialaminya. Ia juga kemudian melaporkan hal tersebut ke Polsek di wilayah tempat tinggalnya.
"Saya malu sama tetangga dan keluarga saya," kata dewi menjelaskan.
Setelah ditotal, barang berharga yang dibawa kabur Hendi mencapai Rp15 juta.
Beberapa hari kemudian, dari keterangan polisi, perhiasan Dewi telah dijual oleh Hendi di sebuah toko emas tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Wajahnya terekam CCTV," ujar wanita itu.
Setelah jadi korban penipuan, satu-satunya langkah Dewi melacak Hendi adalah melalui Facebook, tapi fotonya telah berganti dengan foto orang lain.
"Diganti semua mungkin untuk menghilangkan jejak karena nomor handphone dia juga sudah enggak bisa dihubungi," ujarnya.
Selama proses melacak Facebook Hendi, ternyata ada wanita di kolom komentar yang juga sepertinya menjadi korban mulut manis sang petualang cinta pria pengangguran tersebut.
"Ada itu dia orang Bogor, akhirnya kita saling cerita dan ternyata sama-sama ketipu sama Hendi," kata Dewi.
Terbakar rasa dendam dan sakit hati, keduanya pun sepakat mengatur siasat untuk menjebak Hendi.
"Saya minta ke dia untuk seolah-olah mau ketemuan dengan Hendi dan biar ketemu langsung ditangkap, sudah koordinasi juga dengan polisi yang tempat saya laporan," tuturnya.
Sebelum niat itu terlaksana, dia mendapat telpon dari Polsek Metro Tamansari bahwa Hendi sudah ditangkap dengan kasus serupa.
Hendi ditangkap awal April 2020 usai membius korbannya di sebuah hotel di Mangga Besar, Tamansari dan mengambil uang tunai Rp3 juta serta dua ponsel.
Ironisnya, sang korban berinisial RZ (44 tahun) yang telah disetubuhinya meninggal karena terjatuh dari lantai dua akibat pengaruh obat bius yang diberikan pemburu janda ini.
Tersangka TH kemudian diamankan Polsek Tamansari karena telah mencuri harta benda teman kencannya pada Rabu (8/4/2020) lalu.
Dewi dan mayoritas korban Hendi adalah para janda kesepian atau wanita berumur.
Hal itu lantas dibenarkan oleh Kapolsek Metro Tamansari, Jakarta Barat, AKBP Abdul Ghafur. Ia mengatakan, pelaku dalam beraksi memang menyasar janda kesepian dan wanita paruh baya yang berduit.
"Targetnya wanita kesepian, carinya janda," ujar AKBP Abdul Ghafur.
Ia lalu menambahkan, "Enggak cari yang single karena enggak ada uangnya."
AKBP Abdul Ghafur juga membenarkan, sudah 80 janda kesepian dan wanita paruh baya yang menjadi korban rayuan TH. Ujung-ujungnya, harta para korban diambil pelaku yang berstatus pengangguran tersebut.
"Dari pengakuan pelaku dan dari bukti-bukti digital yang kami temukan dari handphone ada kira-kira 80 nomor yang diblokir," kata Ghafur. [*/Jly]