Alih-alih menemukan Hendi, badan Dewi terasa makin lemas dan nyaris pingsan. Ia menemukan seluruh kamarnya berantakan.
Perhiasan yang ia simpan di lemari telah raib, termasuk sejumlah uang tunai dan ponsel.
Sementara sosok Hendi menghilang entah kemana.
Dengan sisa tenaga Dewi berlari ke rumah Ketua RT tempat tinggalnya dan menceritakan apa yang baru saja dialaminya. Ia juga kemudian melaporkan hal tersebut ke Polsek di wilayah tempat tinggalnya.
"Saya malu sama tetangga dan keluarga saya," kata dewi menjelaskan.
Setelah ditotal, barang berharga yang dibawa kabur Hendi mencapai Rp15 juta.
Beberapa hari kemudian, dari keterangan polisi, perhiasan Dewi telah dijual oleh Hendi di sebuah toko emas tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Wajahnya terekam CCTV," ujar wanita itu.
Setelah jadi korban penipuan, satu-satunya langkah Dewi melacak Hendi adalah melalui Facebook, tapi fotonya telah berganti dengan foto orang lain.
"Diganti semua mungkin untuk menghilangkan jejak karena nomor handphone dia juga sudah enggak bisa dihubungi," ujarnya.
Selama proses melacak Facebook Hendi, ternyata ada wanita di kolom komentar yang juga sepertinya menjadi korban mulut manis sang petualang cinta pria pengangguran tersebut.
"Ada itu dia orang Bogor, akhirnya kita saling cerita dan ternyata sama-sama ketipu sama Hendi," kata Dewi.
Terbakar rasa dendam dan sakit hati, keduanya pun sepakat mengatur siasat untuk menjebak Hendi.
"Saya minta ke dia untuk seolah-olah mau ketemuan dengan Hendi dan biar ketemu langsung ditangkap, sudah koordinasi juga dengan polisi yang tempat saya laporan," tuturnya.