Di dalam rumah itu hanya ada mereka berdua. Mereka berbincang mengenai rencana pernikahan dan Hendi pun berjanji akan mengajak Dewi ke Jakarta.
Bahkan Hendi juga mengaku akan mengajak Dewi berbelanja perhiasan selepas Magrib sebagai tanda keseriusan Hendi untuk menikahinya.
Tak lama berselang setelah obrolan panjang, Hendi meminta izin untuk membuat kopi. Katanya, sambil menunggu waktu menjelang sore.
"Dia sendiri yang masak air panasnya dan bikin cuma secangkir," kata Dewi.
Hendi menyeruput kopi sampai tersisa setengah cangkr dan sisanya Dewi diminta meminumnya. "Katanya biar romantis secangkir berdua," kata Dewi.
Tak berapa lama setelah meminum kopi, Dewi sama sekali tak ingat apa-apa.
Ia tertidur dan baru terbangun keesokan harinya sekitar pukul 06.00 WIB.
"Jadi itu saya enggak sadar tidur di kursi ruang tamu semalaman," ucapnya.
Setelah bangun dari tidur panjangnya, Dewi merasa perutnya mual. Ia pun langsung menuju kamar mandi, tapi terasa begitu jauh.
Baca juga: Nasihat Netizen ke Jedar yang Kecewa Pernikahannya Ditunda: Di Sah In Aja Dulu Neng
Ia bahkan terjatuh beberapa kali karena kakinya begitu lemah, tak kuat untuk melangkah.
Di tengah kondisi limbung, Dewi teringat dengan Hendi, orang terakhir yang ditemuinya sebelum tertidur panjang.
"Saya pikir awalnya dia tidur di kamar, akhirnya saya merangkak naik ke lantai dua ke kamar saya," ujarnya.