Pertama Kalinya Peneliti Temukan Gua Penambang Zaman Es di Meksiko

Penulis: Julia Fitri

Berita viral terbaru: Untuk pertama kalinya, peneliti menemukan gua para penambang pribumi Meksiko pada zaman es. Di sana para penambang mempertaruhkan nyawanya demi mendapatkan oker.

Padangkita.com –  Setelah sekian lama berlalu, peneliti untuk pertama kalinya menemukan gua yang menjadi sejarah manusia pada zaman es. Gua itu terletak di Semenanjung Yucatan, Meksiko. Di sana para pribumi mempertaruhkan nyawanya untuk mengekstraksi mineral alam.

Mineral itu bukan emas atau berlian, melainkan oker merah, pewarna dari tanah liat berpigmen mirip krayon yang digunakan orang prasejarah untuk kegiatan ritualistik dan sehari-hari, termasuk lukisan batu, penguburan, dan bahkan pembasmi serangga.

Namun, tidak ada yang tahu bagaimana penduduk asli Semenanjung Yucatan menggunakan oker. Pasalnya, setelah masyarakat adat menambang gua-gua saat zaman es berakhir antara sekitar 12.000 dan 10.000 tahun lalu, tempat itu terendam karena permukaan laut naik.

Meski begitu, air yang masih ada di gua-gua tidak merusak kamp-kamp para penambang, bahkan sisa-sisa bara mereka yang sudah hangus. Hal ini memungkinkan para arkeolog untuk melihat secara tepat bagaimana mineral itu diekstraksi.

Baca juga: Manajer Benarkan yang Ditangkap Bersama 2 Muncikari Adalah Vernita Syabilla

“Tempat ini jadi semacam ‘kapsul waktu di bawah air’,” kata Brandi MacDonald, asisten profesor penelitian di Laboratorium Arkeometri di Reaktor Riset Universitas Missouri seperti dikutip Liputan6.com.

“Ini adalah kesempatan yang sangat langka untuk bisa melihat sesuatu dengan pelestarian yang luar biasa,” imbuhnya.

1. Penemuan gua pertama kali

Gua itu pertama kali ditemukan oleh para penyelam gua pada April 2017 lalu. Gua dalam laut tersebut membawa para penyelam ke deretan artefak penambangan zaman es dahulu yang luar biasa, termasuk peralatan, lubang penambangan, dan spidol batu, diarah kiri. Diperkirakan bahwa semua itu dipakai para penambang agar mereka tidak tersesat di labirin yang gelap.

Setelah menemukan gua tersebut, para penyelam gua akhirnya mengundang rekan peneliti, Eduard Reinhardt, geoarchaeologist di McMaster University di Kanada, untuk bergabung dengan mereka. Studi tentang gua bersejarah itu kemudian ditulis oleh Samuel Meacham, yang juga pendiri Pusat Penelitian Sistem Akifer Quintana Roo (CINDAQ).

Meacham dan rekan-rekannya sendiri telah menghabiskan 25 tahun terakhir untuk menyelam ke gua-gua di Quintana Roo.

Para ilmuwan tahu bahwa gua-gua ini pasti telah dieksplorasi segera setelah manusia menghuni wilayah tersebut. Pasalnya, para penyelam telah menemukan kerangka manusia dari beberapa gua, termasuk di Hoyo Negro dan Gua Chan Hol.

Baca juga: Manajer Benarkan yang Ditangkap Bersama 2 Muncikari Adalah Vernita Syabilla

Meski begitu, nyatanya beberapa temuan penyelam itu justru menentang penjelasan para ilmuwan.

“Selama bertahun-tahun, kami telah melihat hal-hal aneh yang aneh yang tidak bisa dijelaskan di dalam gua-gua tersebut, bebatuan tidak pada tempatnya, bebatuan saling bertumpuk, segalanya tampak seperti tidak alami. Tapi kami tidak menemukan penjelasan yang pas untuk semua itu,” kata Meacham.

Terpopuler

Add New Playlist