Berita viral terbaru: Masyarakat memprotes aksi TNI tembak dua warga sipil di Nduga hingga tewas ditempat.
Padangkita.com- Para Tentara Nasional Indonesia (TNI) kerap kali ditugaskan untuk menjaga daerah perbatasan maupun daerah terluar Indonesia dengan tujuan menjaga keamanan setempat. Hal ini juga sebagai upaya agar pihak luar tidak sembarangan memasuki wilayah Indonesia.
Namun baru-baru ini sebuah berita mengejutkan datang dari TNI yang ditugaskan di wilayah Papua. Tepatnya di Kabupaten Nduga, dimana salah seorang anggota TNI diduga menembak dua orang warga sipil.
Melansir dari Suara.com, kejadian ini terjadi pada Sabtu 18 Juli kemarin. Dari informasi yang beredar keduanya ditembak sekitar pukul 15.00 waktu setempat.
Padahal kedua korban merupakan pengungsi usai peristiwa 2 Desember 2018 di Distrik Yigi, Nduga.
Juga kedua korban yang tewas merupakan seorang ayah dan anak. Atas nama Selu Karunggu (anak) dan Elias Karunggu (ayah).
Kedua pengungsi tersebut berasal dari tiga distrik yakni Distrik Kagayem, Distrik Yal dan Distrik Paro yang selama ini bertahan di hutan.
Saat itu disebutkan jika mereka memutuskan menuju ke Kèneyam ibu kota Kabupaten Nduga dan kemudian ditembaki oleh oknum pasukan TNI.
Menurut warga tepat di darurat di pinggir Sungai Keneyam, TNI membuat pos darurat. Kedua korban ini , tiba terlebih dulu di Sungai Keneyam sebelum rombongan pengungsi dari tiga distrik yang sama-sama menuju Keneyam tiba.
Baca juga: Buat Heboh Penggemar, Vokalis Band Elkasih Telah Pindah Agama Sejak Enam Tahun Lalu
Setelah kabar penembakan ini tersebar, menyebabkan kemunculan banyak protes dari warga dan pemerintah setempat.
Hingga masyarakat Nduga melakukan aksi protes dengan menduduki jalan ke Bandara selama seharian. Aksi ini mereka lakukan pada Minggu 19 Juli.
Masyarakat juga menuntut jenazah Selu dan Elias Karunggu dimakamkan di ujung bandara Keneyam pada sore hari itu juga.
Namun tuntutan tersebut tidak dipenuhi, hingga kedua korban akhirnya dimakamkan di lokasi makam sopir Wakil Bupati Nduga yang juga ditembak beberapa waktu lalu.
Pemda dan masyarakat Nduga meminta Presiden RI Joko Widodo bertanggung jawab atas kasus ini dengan menarik Pasukan TNI dan Polri dari seluruh Kabupaten Nduga.
Baca juga: BCL Unggah Video Klip 12 Tahun Terindah, Reaksi Keluarga Ashraf Buat Haru Warganet
Namun Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Letkol Arm Reza Nur Patria mengaku belum mengetahui insiden tewasnya dua warga sipil ini. Ia mengatakan pihaknya akan melakukan pengecekan terhadap berita ini. [*/Nlm]