Saat itu Hanizamal tak memikirkan apa-apa, justru senang karena merasa ada temannya.
"Saya tidak memikirkan apa-apa dan itu menyenangkan karena saya akhirnya menemukan orang-orang setelah malam sebelum saya naik gunung sendiri," katanya.
Hanizamal mengakui dirinya senang mendaki sendirian karena ingin lebih dekat dengan Tuhan dan menantang dirinya sendiri.
Hanizamal mencoba untuk sekolompok orang itu. Begitu dia ingin berbicara dengannya, dia terkejut oleh sosok hitam yang berbalik ke arahnya dan hilang dalam asap gelap.
Baca juga: Tidak Ingin Mengemis, Pria Ini Makan Daun dan Kayu Selama 25 Tahun
Hanizamal seketika merinding, sontak menutup mata.
Insinyur itu kemudian melihat sekeliling karena takut makhluk itu tidak benar-benar pergi tapi justru memanggil 'teman-temannya' datang.
Dia kemudian menyalakan mesin mobil dan menuju Tempat Istirahat dan Pemeliharaan Tanjung Malim (R&R) untuk beristirahat.
"Ketika saya tiba di R&R sekitar jam 3 pagi, saya membeli air dan pedagang itu terkejut melihat saya," kisahnya.
"Saya terkejut dan bertanya kepadanya mengapa dia terkejut, dia berkata ‘tidak ada apa-apa, bang, nanti abang kembali ke mobil dan lihat badan abang'," katanya, yang tidak curiga pada awalnya.
Setelah membeli air, Hanizamal kembali ke mobil dan menyalakan lampu untuk melihat kondisinya.
Betapa terkejutnya dia melihat wajah dan tangannya berlumuran darah seolah-olah dia baru saja dicakar.
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="42563" boxed="true" boxed_shadow="true"]
Yang mengejutkan, Hanizamal tidak merasa begitu sakit dan bingung karena darah di wajahnya terlihat begitu banyak seperti luka parah.