Sementara itu sang istri sudah meninggalkannya sejak dua bulan pasca dirinya masuk penjara.
"Kalau saya selama di sini, biar sekali tidak ada yang jenguk, kalau istri sudah diambil orang, setelah saya masuk dua bulan dia minta cerai, karena gak tahan," imbuhnya.
Ambo kemudian bercerita soal awal mula ia memakai narkoba.
Waktu itu dirinya merantau bersama dengan sang istri ke Kota Tepian dan berdagang ikan di Pasar Segiri.
Baca juga: Seorang Ibu Paruh Baya Diarak Keliling Kampung Karena Mencuri 2 Kg Jagung
"Iya, saya pakai narkoba karena lingkungannya seperti itu, jadi ditawarin teman," jelasnya.
Selain Ambo, ada tiga lagi narapidana asal Samarinda yang menolak diberi asimilasi. Mungkin saja dengan alasan yang sama atau yang lainnya.
Di sisi lain, Kepala Rutan Klas II A Samarinda, Taufik Hidayat mengatakan, sebenarnya ada 141 yang mendapatkan asimilasi tersebut, tetapi empat warga binaan termasuk Ambo dan tiga lainnya menolak karena alasan tak memiliki keluarga di Samarinda.
"Jadi, hanya 137 warga binaan yang ambil asimilasinya," ujar Taufik.
Meski saat ini keempat napi itu menolak, Taufik mengatakan bahwa tak menutup kemungkinan jika pembebasan mereka nanti bisa kembali diusulkan dengan hak integritas.
"Dan nantinya kami akan mencari siapa yang akan menjamin mereka," ungkapnya. [*/Jly]