Berita viral terbaru: Seorang narapidana menolak ketika diberi pembebasan bersyarat. Ia menyebut bahwa dirinya sudah nyaman di dalam penjara.
Padangkita.com - Sebagai salah satu upaya pencegahan virus corona, pemerintah memberlakukan program asimilasi bagi narapidana tindak pidana umum yaitu pembebasan bersyarat bagi napi tersebut.
Kabar ini tentunya merupakan sebuah berita gembira bagi para napi.
Bahkan tak sedikit di antara mereka yang berbondong-bondong mengurus persyaratan administrasi pembebasan itu.
Namun, kebahagiaan itu rupanya tak dirasakan oleh salah seorang napi bernama Ambo (43 tahun). Ia bahkan menolak ketika diberikan kesempatan untuk bebas bersyarat.
Baca juga: Setelah Berenang di Laut, Wanita Ini Diduga Mengandung Anak Ikan
Ambo tak menerima pembebasan bersyarat itu lantaran sudah merasa betah di penjara.
Pria yang mendekam di penjara karena tersandung kasus narkoba ini mengaku telah banyak memiliki teman serta banyak hal positif yang bisa dilakukannnya di dalam penjara.
Ia pun mengaku bahwa penjara lebih membuatnya nyaman karena di kampungnya, Samarinda, ia tak punya keluarga lagi.
"Ya, bisa saya keluar tidak tahu mau kemana, orang tua sudah meninggal," ujar pria yang sudah menjalani 2,5 tahun dari 4 tahun masa hukumannya itu.
Lebih lanjut Ambo bercerita, di lapas ia bisa bersosialisasi dan memiliki banyak teman yang sudah dianggapnya seperti keluarga.
Berbagai kegiatan positif di dalam rutan pun membuatnya semakin nyaman.
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="42997" boxed="true" boxed_shadow="true"]
"Sudah seperti rumah sendiri dan banyak kegiatannya, seperti olahraga, bantu-bantu angkat makanan dari teman yang dibesuk," ungkapnya.
Ambo pun kemudian mengatakan, selama ia di penjara, tak pernah ada orang yang menjenguk.
Sementara itu sang istri sudah meninggalkannya sejak dua bulan pasca dirinya masuk penjara.
"Kalau saya selama di sini, biar sekali tidak ada yang jenguk, kalau istri sudah diambil orang, setelah saya masuk dua bulan dia minta cerai, karena gak tahan," imbuhnya.
Ambo kemudian bercerita soal awal mula ia memakai narkoba.
Waktu itu dirinya merantau bersama dengan sang istri ke Kota Tepian dan berdagang ikan di Pasar Segiri.
Baca juga: Seorang Ibu Paruh Baya Diarak Keliling Kampung Karena Mencuri 2 Kg Jagung
"Iya, saya pakai narkoba karena lingkungannya seperti itu, jadi ditawarin teman," jelasnya.
Selain Ambo, ada tiga lagi narapidana asal Samarinda yang menolak diberi asimilasi. Mungkin saja dengan alasan yang sama atau yang lainnya.
Di sisi lain, Kepala Rutan Klas II A Samarinda, Taufik Hidayat mengatakan, sebenarnya ada 141 yang mendapatkan asimilasi tersebut, tetapi empat warga binaan termasuk Ambo dan tiga lainnya menolak karena alasan tak memiliki keluarga di Samarinda.
"Jadi, hanya 137 warga binaan yang ambil asimilasinya," ujar Taufik.
Meski saat ini keempat napi itu menolak, Taufik mengatakan bahwa tak menutup kemungkinan jika pembebasan mereka nanti bisa kembali diusulkan dengan hak integritas.
"Dan nantinya kami akan mencari siapa yang akan menjamin mereka," ungkapnya. [*/Jly]