Berita viral terbaru: Jual rumah dan kendaraan untuk membantu masyarakat terdampak pandemi. Ini fakta tentang Koh Steven yang berasal dari Yogyakarta dan seorang mualaf.
Padangkita.com - Ingat dengan seorang pria kaya yang menjual rumahnya untuk aksi kemanusian membantu tenaga medis dan masyarakat terdampak pandemi.
Ia adalah Koh Steven. Pria yang memiliki nama lengkap Steven Indra Wibowo ini adalah seorang mualaf yang berasal dari Yogyakarta.
Pria berusia 38 tahun ini, menjual harta bendanya untuk aksi kemanusiaan. Salah satu aksi mulia yang dilakukan Koh Stevan yakni mengumpulkan dana hingga 13 miliar demi membantu menangani persoalan pandemi Corona Covid-19.
Tidak hanya itu aksi yang dilakukannya lebih banyak dan tidak menonjolkan namanya. Aksi-aksi kemanusiaan seperti ini sudah sering dilakukannya semenjak erupsi Merapi, gempa Lombok, tsunami Banten, dan gempa Palu.
Selain itu, Koh Steven adalah seorang direktur eksekutif di lembaga riset terkemuka internasional di Singapura. Ia sudah membaca perkiraan pandemi Corona Covid-19 akan menurunkan status ekonomi orang-orang.
Baca juga: Viral Pasutri Positif Corona Ngeyel Gak Mau Dibawa ke RS: Ini Bukan Corona Pak
“Mereka yang status ekonominya A, bisa jadi B, yang B, bisa jadi C, yang biasa jajan di atas Rp 10 juta berkurang menjadi Rp 7 juta, begitu seterusnya,” dikutip dari Liputan6.com,
Berikut dirangkum dari berbagai sumber tentang fakta sosok Koh Steve.
Membeli sawah ribuan hektar
Koh Steven menggagas program yang diberi nama Ketahanan dan Kecakapan Pangan. Ia membeli sawah ribuan hektare di berbagai daerah di Indonesia.
Tujuannya, supaya ia bisa memanen padi untuk mempersiapkan ketahanan pangan selama pandemi Corona Covid-19 berlangsung.
Menurut Koh Steven, pandemi Corona Covid-19 akan mencapai puncak. Diperkirakan masa itu datang pada Juli dan Agustus. Saat itu, orang sudah kelelahan dan sumber daya nyaris habis.
Baca juga: Mengejutkan, Putri Sulung Bill Gates Hanya Dikasih Uang Saku Rp150 Ribu Seminggu
“Jadi saya beli sawah sekarang (dari hasil jual harta), ditanami padi, dan tiga bulan lagi bisa untuk membantu mencukupi kebutuhan pangan,” tuturnya.
Jual rumah dan kendaraan
Sekitar Februari ia mulai kehabisan uang untuk operasional dan menjalankan aksi kemanusiaannya. Satu persatu hartanya dijual. Pertama, rumah yang berada di Jakarta. Aksi kemanusiaan kembali bergulir.
Uang kembali menipis, ia menjual rumah miliknya yang berada di Bandung pada awal Maret. Tak sampai di situ, tujuh buah mobil, dan tiga motor gede koleksinya pun ikut dijual.
Uang yang terkumpul dari kocek pribadinya itu untuk membuat 48.000 baju hazmat yang dibagikan ke hampir 5.000 fasilitas kesehatan dan rumah sakit, pemasangan surgical glow ke 43.000 baju alat pelindung diri (APD) agar sesuai standar WHO, memproduksi 150.000 masker, 80.000 hand sanitizer, serta ratusan ribu paket makan dan puluhan ribu paket sembako.
Distribusi bantuan pun nyaris ke seluruh Indonesia. Wilayah paling barat yang tersentuh adalah Aceh Timur, dan daerah paling timur adalah Pulau Buru.
Menggandeng komunitas
Ia menggandeng komunitas, termasuk Mualaf Center Indonesia, mengingat laki-laki kelahiran 38 tahun silam ini menjabat sebagai ketua di organisasi itu.
Ia mencari penjahit rumahan yang mau diberdayakan untuk menjahit masker dan baju hazmat. Tidak mungkin ia membuat sebuah tempat khusus dan mempekerjakan banyak orang dalam satu ruangan. Corona Covid-19 membuat manusia harus berjarak, maka bekerja dari rumah menjadi solusi.
“Lebih baik kami yang berputar dari satu rumah ke rumah penjahit lain itu untuk meminimalkan penyebaran ketimbang mengumpulkan pekerja dalam jumlah besar di sebuah tempat,” ucapnya.
Memilih tinggal di kontrakan
Sesekali mengontrak sebuah rumah di daerah yang disinggahi supaya lebih efisien dalam penyaluran bantuan.
Pernah ia mengontrak di Kebumen dan baru-baru ini ia tinggal di rumah kontrakan di kawasan Maguwoharjo, Sleman. Sementara sang istri sedang tinggal di Bandung bersama mertuanya.
Steven percaya bahwa harta akan datang lagi dengan mudah. Dia mengaku pernah hidup miskin. Yakin bahwa Allah akan mencukupkan.
Rumah miliknya yang masih bertahan ada di Salatiga. Pengusaha tajir melintir ini masih mempertahankan satu motor matic nya untuk bepergian.
Meyakini harta titipan Tuhan
Bagi Koh Steven, harta yang dimiliki hanya titipan Tuhan, sehingga suatu saat pasti kembali. Ia meyakini, ada dua cara harta kembali ke Allah Swt.
Pertama, dalam keadaan dipaksa karena suatu musibah. Kedua, mengembalikan dalam bentuk sedekah. Koh Steven memilih cara yang kedua.
Ia juga bercerita sang istri juga tidak langsung setuju dengan rencananya. Namun, ia memberi pengertian sehingga saat ini istrinya pun mendukung langkah dan aksi kemanusiaan ini.
Aksinya membuat ulama iri
Dari hal yang dilakukan Steven tersebut, Gus Miftah merasa kagum. Dia sendiri ingin belajar dari Steven.
"Izinkan kami meneladani mu wahai sang mualaf," kata Gus Miftah dilansir dari Okezone.com.
Kata dia, sedekah yang dilakukan Steven untuk melawan COVID-19 merupakan sesuatu yang sangat bagus.
"Seorang mualaf, Steven, menjual semua rumah dan mobilnya untuk di sedekahkan melawan covid-19. Anda keren broooo," kata Gus Miftah.
Bahkan aksi sang mualaf tersebut membuat ulama kelahiran Lampung ini iri. "Kami iri dengan semua kebaikanmu," ujar Gus Miftah. [*/Son]