Berita viral terbaru: Pihak LSM melakukan pemeriksaan HIV yang di fasilitas pelayanan kesehatan, tenyata terbukti 30 orang positif HIV.
Padangkita.com - Dari delapan puluh orang pria yang dirujuk oleh pihak LSM, terbukti sebanyak 30 orang pria terkonfirmasi HIV. Pasalnya sebanyak 899 orang telah menjalani hubungan beresiko.
Demikian disampaikan Koordinator Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Inset Perwakilan NTT, John L. Mau seperti dikutip dari Pos-Kupang pada Senin, 21/09/2020.
"Ada 80 orang kami rujuk dan kemarin positifnya 30 orang, yang lainnya masih negatif. Dan itu secara keseluruhan presentasenya 37%," paparnya.
John mengatakan bahwa hal ini perlu untuk ditanggulangi. pihaknya memberikan rujukan terhadap pasien yang terkonfirmasi positif kepada pelayanan kesehatan. Agar segera dilakukan tindakan yang sebagaimana mestinya.
Tak hanya itu, ia juga menambahkan, bagi pasien yang didiagnosa positif HIV tidak akan menularkan HIV kepada orang lain jika dia tetap mengonsumsi obat dari pelayan kesehatan.
Sehinggga warga jangan sampai dibuat heboh dengan penyakit yang diderita 30 orang tersebut.
Tak hanya untuk pasien yang positif HIV, untuk pasien negatif pun juga diberikan edukasi dan informasi yang benar tentang HIV. Agar masyarakat dapat mencegah dan jangan sampai terkena HIV.
"Dan bagaimana mereka bisa berperilaku yang tidak aman. Kita tidak bisa pungkiri karena ada delapan sembilan puluh sembilan yang kita jangkau. Berarti, mereka sudah melakukan hubungan intim yang beresiko," bebernya.
Lebih lanjut John menjelaskan bahwa LSM Inset selalu menekankan para LSL untuk menggunakan kondom. Pihaknya juga menotifikasi pasangan orang yang terkonfirmasi Positif serta melakukan pendekatan agar berinisiatif untuk melaksanakan test HIV.
Ia mengakui bahwa, stok kondom di Dinas Kesehatan dan KPA Provinsi NTT telah habis. Merespon fakta tersebut, LSM Inset telah berusahan mendatangkan kondom dari Mataram, namun belum tiba hingga saat ini karena terkendala Pandemi Covid 19.
Menurutnya, selain homo, hetero juga melakukan hubungan beresiko. Namun belum diidetifikasi karena sejauh ini tidak ada penjangkau.
"Hetero banyak sekali. Tetapi tidak ada yang jangkau mereka untuk tes HIV. Yang bisa didapat di rumah sakit itu, orang yang sudah Aids. Dan itukan sebenarnya di belakangnya ada seribu orang belum diPHO," tandasnya.
Kesulitan yang dihadapi LSM Inset dalam menanggulangi penularan HIV, tutur John, yakni LSL yang terkonfirmasi positif tidak memiliki jaminan kesehatan.
Baca juga: Saat Nathalie Nolscher Jadi Mualaf Ditemani Sule
Di sisi lain, rasa malu untuk mengakui diri sebagai pasien yang terkonfirmasi HIV menjadi salah satu faktor penghambat dalam penanggulangan HIV. [*/win]