Berita viral terbaru: Kenalan dengan Charlotte Salawati wanita pertama yang menjadi Wali Kota. Sekarang namanya seolah dilupakan karena pernah terlibat PKI.
Padangkita.com - Charlotte Salawati atau Salawati Daud, tokoh nasional perempuan yang menjadi wali kota pertama wanita tersebut. Namun tidak banya arsip tentangnya.
Entah ini karena masih menjadi arsip pribadi atau pengrusakan oleh oknum tertentu. Charlote lahir di Sangir Talaud, Sulawesi Utara itu memiliki peranan kuat dalam mengangkat derajat perempuan.
Salawati pernah menjadi Wali Kota Makassar sebelum kemerdekaan. Karena masih berbentuk federal, bentuk jabatan wali kota tidak seperti sekarang. Artinya, sistemnya bukan seseorang yang memegang kendali satu kota seperti saat ini.
Di masa lampau, dewan kolegial menjadi pemegang satu wilayah termasuk Kota Makassar. Dewan Kolegial biasanya terdiri atas lima orang yang memiliki latar belakang berbeda.
Dalam hal ini seperti keturunan Belanda, Tionghoa, Indonesia, campuran dan sebagainya.
Charlotte Salawati kala itu dipercayai menjadi salah satu dewan kolegial di Kota Makassar. Ia menjadi representasi masyarakat Indonesia. Bahkan, tokoh kelahiran 1909 ini menjadi perempuan satu-satunya di dewan kolegial.
Pengalaman Charlotte di dewan kolegial membuat Dhianita menyimpulkan sosok ini sebagai wali kota perempuan pertama di Indonesia.
Charlotte Salawati berasal dari keluarga yang cukup terpandang dan berpendidikan di Sangir Talaud, Sulawesi Utara. Dia termasuk sosok yang cukup aktif di dunia politik setempat. Kemudian ia hijrah ke Makassar di 1920-an karena ada masalah keluarga.
Karier politik Charlotte di Makassar meningkat cukup tajam. Ia mulai bergabung di Perserikatan Celebes saat usianya masih 20-an. Bahkan, dia sempat menuliskan pidatonya sendiri untuk dibacakan di sidang besar Perserikatan Celebes.
Pidato Charlotte Salawati berfokus pada persatuan bangsa yang tidak mengenal segregasi. Oleh karena itu, ia sangat mengajak perempuan untuk ikut dalam perjuangan dan pergerakan. "Dan dia juga dalam tulisan-tulisan yang lain, dia mengkritik nilai-nilai budaya lokal yang menyebabkan perempuan ini terbatas pergerakannya," ujarnya.
Baca juga: Pernah Disenggol Nikita, Sekarang Vicky Nitinegoro Bela Baim Wong: Yang Waras Ngalah
Setelah di Perserikatan Celebes, Charlotte mengikut sejumlah partai lain. Ia juga sempat mengikuti sekolah kebidanan dan aktif menulis di surat kabar. Ada banyak hal yang dia tulis termasuk sidang MPR yang membuatnya mendapatkan mosi tidak percaya.
Charlotte Salawati terlibat dalam beberapa momentum sejarah yang cukup besar di Makassar. Pertama, dia sempat bertemu dengan Raymond Pierre Paul Westerling lalu memintanya berhenti melakukan pembantaian di Makassar. Charlotte juga sempat bertemu dengan pimpinan DI/TII Sulawesi Selatan, Kahar Muzakkar di persembunyiannya.