Tak terasa telah 15 tahun berlalu sejak ia datang untuk melakukan program KKN di desa tersebut. Banyak pihak mulai dari teman, orang tua, hingga rektor IPB , Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasution telah mencoba membujuknya pulang dan menyelesaikan kuliahnya, namun pria itu selalu menolak.
Namun akhirnya sahabatnya, Saleh Widodo, berhasil membujuk pria itu. Kasim akhirnya mendapat gelar insinyur pertanian istimewa dari IPB.
Hal itu ia dapat bukan karena skripsi atau ujian kampus. Gelar tersebut diberikan karena baktinya selama 15 tahun yang ikhlas dan tak digaji selama di Waimital.
Meski harus berjalan kaki puluhan kilometer dan harus keluar-masuk hutan serta perkampungan, pria kelahiran 18 April 1938 itu tidak pernah tampak kelelahan ataupun mengeluh.
"Pekerjaan saya memang seperti ini. Tahun 1960-an saya pernah melintasi jalur ini sampai ke Lokop," ungkapnya, seperti dilansir dari hutan-tersisa.org. [*/Prt]