Jika torpedo B-59 benar-benar diledakan, awan nuklir akan menyebar dari laut ke darat. AS tentu akan membalas dengan hulu ledak yang lebih dasyat, dan langsung menyerang Moskow.
Pada gilirannya Rusia akan menjatuhkan nuklir di London, dan pangkalan udara Anglia Timur dan konsentrasu pasukan Jerman. Gelombang bom Rusia berikutnya akan mamusnahkan ekonomi sipil dan lebih dari setengah populasi orang Inggris akan mati.
Baca juga: Ini Kembaran Luna Maya, Bak Pinang Dibelah Dua
Sementara itu Pentagon akan mengikuti rencana nuklir Rusia dengan melemparkan 5.500 senjata nuklir terhadap seribu sasaran termasuk China. Fakta bahwa skenario kiamat menakutkan akan terjadi, Vasili Arkhipov yang saat itu berusia 34 tahun dan setara dengan Savitsky yang bertanggung jawab di kapal tersebut.
Saat itu, masing-masing tiga kapten memiliki wewenang untuk meluncurkan torpedo nuklir. Keputusan tersebut dapat terlaksana jika ketiga kapten menyetujui hal itu.
Di tengkah kemelik situasi kala itu, kedua kapten menyetujui keputusan tersebut. Namun Arkhipov menolak dan meyakinkan bahwa dunia bisa dalam bahaya jika ledakan itu terjadi. Dia menjelaskan bahwa serangan dari AS hanya tembakan peringatan.
Pada saat yang sama ketika drama terjadi, Presiden AS Kennedy khawatir jika Rusia salah menafsirkan tuduhan atas serangan itu.
Setelah terjadi perdebatan, akhirnya kapal selam Soviet naik ke permukaan. Mereka akhirnya memutuskan bertemu dengan kapal perusak AS. Setelah itu mereka hanya diperintahkan untuk kembali ke Soviet.
Saat itu pasukan Amerika tidak tahu jika kapal tersebut dilengkapi torpedo nuklir. Hal tersebut baru terungkap 50 tahun kemudian.
Kepahlawanan Arkhipov telah membuat dunia selamat. Dia dipromosikan menjadi wakil laksamana pada 1981 dan pensiun 1980-an. Selang beberap tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 19 Agustus 1998 dikabarkan meninggal dunia karena kanker ginjal yang disebabkan kecelakaan di atas kapal selam nuklir 1961. [*/Prt]