Industri Kreatif Indonesia Harus Segera Bangkit Dukung Sektor Pariwisata yang Dihantam PandemJakarta, Padangkita.com - Koalisi Golongan Hutan mengajak anak muda Indonesia ikut mengawasi tata kelola termasuk kelestarian hutan dan lahan gambut.
Organisasi peduli lingkungan ini menilai peran pemuda sangat diperlukan dalam berbagi aspek, mulai dari aspek pemahaman data, penegakan hukum sampai pendampingan masyarakat.
Untuk itu, penyadartahuan isu lingkungan kepada anak muda harus terus dilakukan untuk memastikan tata kelola hutan dan lahan gambut berpihak kepada generasi mendatang.
Selain itu, organisasi ini juga menilai peningkatan kepedulian anak muda terhadap isu lingkungan termasuk hutan dan lahan gambut juga harus segera dilakukan mengingat banyaknya bencana menimpa Indonesia.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat 386 kejadian bencana alam yang
telah terjadi sejak 1 Januari hingga 9 Februari 2021. BNPB menyatakan 98% disebabkan faktor hidrometeorologi atau faktor perubahan cuaca atau iklim.
Koordinator Koalisi Golongan Hutan Ode Rakhman mengatakan, survei yang dilakukan oleh Change.org dan Yayasan Indonesia Cerah terkait Krisis Iklim di Mata Anak Muda tahun 2020 memperlihatkan data bahwa 89% anak muda Indonesia merasa khawatir tentang dampak krisis iklim.
“Data tersebut menunjukkan bahwa mereka sudah memiliki kepedulian terhadap isu lingkungan, namun tantangannya adalah anak muda ini belum mau bergerak dan membesarkan isu-isu lingkungan hidup di Indonesia," kata Ode dalam keterangan pers yang diterima Padangkita.com, Selasa (16/3/2021).
Baca juga: Industri Kreatif Indonesia Harus Segera Bangkit Dukung Sektor Pariwisata yang Dihantam Pandem
Specialist Greenpeace Indonesia, Sapta Ananda Proklamasi mengatakan kendala utama dalam mengatasi tantangan pengelolaan hutan dan lahan gambut di Indonesia adalah tidak adanya transparansi data spasial wilayah hutan dan lahan gambut.
“Pemetaan hutan dan lahan gambut menjadi penting sebagai data referensi," katanya.
Ia berharap wali data untuk membuka akses publik kepada data spasial menjadi urgent dilakukan agar data dapat diuji dan kemudian Pemerintah dapat menerima masukan pemanfaatan dan penayangan data.
Keterbukaan data tersebut, menurut Sapta akan berdampak ke generasi muda untuk bisa memiliki pengetahuan dan pemahaman lebih dalam. [try]