Selama membaca buku tersebut Miller selalu berfikir kritis. Sang profesor itu mempertanyakan kesimpulan-kesimpulan orientalis yang kerap memojokkan ajaran Islam dan Nabi Muhammad.
Mulai timbul pertanyaan di pikirannya, mengapa seorang nabi yang ajarannya kini mendunia disebut tidak waras. Ia juga penasaran apakah mungkin sosok utusan Sang Pencipta yang membawa dan menyebarkan risalah Ilahiyah hidup dengan abnormal. Tentu saja kesimpulan tersebut membuat tidak masuk akal menurutnya.
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang berkeliaran di pikiran Miller. Jika Muhammad adalah orang yang baik dan cerdas, mengapa dia harus berbohong untuk mengklaim kenabiannya.
Atau, jika Rasul merupakan orang gila yang tidak sadar dengan tindakannya, bagaimana mungkin dia memahami wahyu Ilahi.
Miller terus mencari jawaban dari pertanyaan tersebut. Hingga akhirnya ia menemukan penjelasan yang tepat dalam Alquran surah az-Zariyat ayat 52-53.
"Tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, 'Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila.' Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas."
Penjelasan dalam surat tersebut merupakan jawaban dari tudingan dari para orientalis. Mereka hanya mengulang apa yang dilakukan masyarakat dahulu yang menolak risalah Islam. Dalam Alquran juga dijelas bahwa Rasulullah tidak berdusta.
Tak berhenti di sana, Miller mulai mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan lain yang ada di benaknya. Ia mulai membaca kisah anak Rasul Ibrahim yang meninggal dunia. Nabi Ibrahim meninggal bersamaan dengan gerhana matahari yang terjadi.
Seorang sahabat Nabi pernah berkata, matahari hilang karena anak Rasulullah telah wafat. Rasulullah pun membantah perkataan sahabat,
"Matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena kematian atau hilangnya nyawa seseorang." tentu saja jawaban tersebut merupakan bukti yang jelas bahwa Nabi Muhammad bukan pembohong ataupun orang gila.
Baca juga: Kiamat Makin Dekat, Suami Jadi Waria dan Istri Jadi Lesbi
Miller semakin puas dengan jawaban yang ia dapatkan dari penjelasan dalam Alquran. Hal itulah yang membuat dirinya makin semangat mendalami Islam. Pada tahun 1977, Miller memutuskan untuk membaca Alquran.