Foto sekarang, ulasnya, tak hanya untuk dipajang di dinding. Tapi, juga untuk pajangan di media sosial.
“Itu (delapan pelanggan) sudah lumayan, orang sekarang sudah punya banyak kamera handphone yang bagus. Kadang saya hanya diminta tolong foto dengan handphone mereka,” tuturnya.
Lebih lanjut, menurut Oyon, dari hasil motret Rp25 per pelanggan itu tak sepenuhnya bisa ia nikmati. Karena hasil yang didapatkan juga harus dibagi dengan sesama anggota IPPA.
Penyisihan pendapatan masing-masing fotografer, jelasnya, merupakan bentuk usaha mereka agar ada penyamarataan pendapatan. Hal itu disepakati ketika Batu Malin Kundang sering tertimbun pasir.
Dikisahkan Oyon, saat Batu Malin Kundang kerap tertimbun pasir, mereka (anggota IPPA) sering bergotong-royong untuk membersihkannya.
"Dulu, sebelum lokasi ini direvitalisasi. Kita sesama fotografer pernah gotong-royong untuk menggali batu Malin Kundang. Jadi, sekarang pendapatan kami setelah dikeluarkan dari biaya cetak dibagi sama rata,” ungkapnya.
Meskipun Batu Malin Kundang tak lagi tertimbun pasir karena telah direvitalisasi, jelas Oyon, namun pagar yang dibangun menghambat pemandangan.
“Sekarang tidak ada timbunan pasir, namun pemandangan pantai sudah tidak terlihat saat mengambil foto,” paparnya.
Selain itu, Oyon juga menceritakan kisahnya selama menekuni profesi sebagai fotografer wisatawan. Selama menjadi fotografer di Pantai Air Manis, kata Oyon, ia telah memotret banyak orang, mulai dari masyarakat biasa hingga artis ibu kota.
Baca juga: Fakta Seputar Chairil Anwar, Binatang Jalang yang Telah Milik Publik
“Ada pejabat, panglima (difoto). Artis juga ada seperti Tukul Arwana, Almarhumah Julia Perez, Nagita Slavina, Elly Kasim dan Annisa Bahar,” katanya. [zfk]