Sejak menjadi mualaf, Maria menerima banyak sambutan hangat dari para warga Muslimin setempat. Tak sedikit yang mengundangnya untuk makan siang bersama di rumah. Maria pun merasa sangat terharu.
Pada titik ini, ia menyadari bagaimana rasanya memiliki keluarga. "Aku merasa senang memiliki keluarga-keluarga baru dalam hidupku,” kisahnya.
Untuk mendukung semangat Maria dalam belajar Islam, para aktivis RIC menggalang donasi atas nama mualaf ini. Melihat hal itu, Maria merasa sangat bahagia atas inisiatif saudara seimannya tersebut.
Baca juga: Tradisi Ramadan di Pegunungan Papua Hilang karena Corona
Bagi pihak RIC, mualaf seperti Maria perlu selalu pendampingan dan persahabatan. Apalagi, perempuan itu telah lanjut usia dan tak memiliki keluarga, termasuk anak. Maka dari itu, donasi untuknya pun diniatkan sebagai bantuan rutin keuangan yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari sang mualaf.
Uniknya, dana yang telah terkumpul atas nama Maria ini juga disalurkan dalam bentuk pembelian pohon zaitun seharga 10 poundsterling (sekitar Rp188 ribu).
Pohon-pohon itu bukan untuknya, melainkan warga Palestina. Maria mengusulkan hal ini agar sedekahnya pun sampai kepada orang-orang yang lebih membutuhkan, yakni rakyat Palestina.
Untuk Ramadan tahun ini, RIC berharap dapat mengumpulkan donasi atas nama Maria hingga belasan juta rupiah sekitar 600 poundsterling.
Lebih lanjut Maria mengungkap alasannya memilih donasi pohon zaitun. Menurutnya, pohon itu adalah pohon yang menjadi sumber makanan, pendapatan, dan obat bagi rakyat Palestina. Selain itu, zaitun pun disebutkan tujuh kali dalam Alquran.
Tanaman yang diberkati ini adalah bentuk besar dari sedekah jariyah dirinya di hari tua.
Dengan membeli pohon zaitun yang dapat dipanen dan terus tumbuh hingga lebih dari seribu tahun, Maria berharap pahala akan terus mengalir untuknya hingga di hari akhir nanti. [*/Jly]