Setelah menerima pesan tersebut, sendirian, Arisa di kamarnya mengucapkan syahadat.
“Saya mengucapkan syahadat di dalam kamarku. Meskipun ini tidak resmi, tetapi hatiku penuh dengan kebahagiaan, sebab saya merasa Allah melihatku. Alhamdulillah,” ungkapnya.
Berbekal dengan keyakinan penuh, Arisa yang sebelumnya beragama Shinto (agama tradisional Jepang), akhirnya membuat pengakuan kepada keluarganya bahwa dia telah memutuskan masuk Islam. Ia pun lantas menerima reaksi yang kurang baik dari keluarganya, terutama sang ibu.
“Ibuku kaget saat saya memberitahunya. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa putrinya menjadi Muslim tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Dia benar-benar khawatir bahwa orang akan melihat saya secara berbeda dan menyerang saya, dan dia juga khawatir tentang pernikahan saya, karena dia tahu bahwa kita tidak memiliki banyak Muslim di Jepang," ujar Arisa menceritakan pengalamannya.
Bukan tanpa alasan, sang ibu merasa kalut dengan berita mendadak ini dan tidak bisa memahami dengan apa yang terjadi terhadap putrinya.
Sang ibu bahkan tidak mengakui Arisa sebagai anaknya lagi. Ia juga tidak mau berbicara sama sekali kepada Arisa untuk beberapa waktu.
Meski demikian,Arisa tetap bersikap baik terhadap ibunya.
“Saya tahu ini adalah reaksi yang wajar, jadi saya melakukan yang terbaik untuk membuatnya menerima saya. Dan saya ingin membuatnya melihat saya menjadi orang yang lebih baik karena Islam. Jadi, saya berusaha menjaga hubungan yang baik dengan ibu saya,” ujar gadis tersebut.
Berbeda dari sang ibu, adik perempuan Arisa malah mendukung keputusan Arisa untuk menjadi Muslim.
“Dia memberitahuku bahwa dia bahagia untukku,” kata Arisa.
Adiknya kemudian membantu Arisa untuk meyakinkan ibunya bahwa sang kakak masih orang yang sama dan tidak ada yang berubah.
Namun, butuh waktu beberapa lama hingga ibunya menerima Arisa sebagai seorang muslim.
Kendati demikian, sang ibu akhirnya luluh dan bahkan menangis ketika meminta maaf kepada Arisa atas sikapnya.