Kilas Balik Pilkada Limapuluh Kota: Cabup Petahana Belum Pernah Menang, Koalisi Partai Besar Selalu Kalah

Berita Sumbar, Berita payakumbuh terbaru, berita limapuluh kota, safari

Ilustrasi. [Foto: Denas/Padangkita.com]

Sarilamak, Padangkita.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung di Kabupaten Limapuluh Kota, sudah tiga kali digelar. Dari tiga kali pesta demokrasi di daerah yang terkenal dengan adagium "aienyo janiah, ikannyo jinak, sayaknyo landai, buayo putiah daguak panjagonyo" itu, calon bupati petahana, belum pernah menang.

Belum pernah pula koalisi besar yang dibangun partai politik, sukses mengantar pasangan cabup-cawabup sebagai jawara Pilkada. Akankah Pilkada 2020 di tengah pandemi Covid-19, mengulang sejarah atau malah mencatatkan rekor baru?

Lima belas tahun silam, tepatnya 27 Juni 2005, menjadi sejarah baru bagi perjalanan demokrasi di Kabupaten Limapuluh Kota. Pada Senin yang cerah itu, masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota, juga masyarakat Sumbar, untuk pertama kalinya sejak Republik Indonesia berdiri, memiliki legitimasi kuat dan kedaulatan penuh dalam memilih langsung Gubernur dan Wakil Gubernur, serta Bupati dan Wakil Bupati. Sebelumnya, Pilkada dipercayakan penuh ke DPRD.

Mantan Ketua Bawaslu Nur Hidayat Sardini dalam buku "Mengeluarkan Pemilu dari Lorong Gelap: Mengenang Husni Kamil Manik 1975-2016" yang diterbitkan Yayasan Pustaka Obor Indonesia (2017), mencatat, Pilkada 2005 di Sumbar diikuti lima pasang Calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Mereka, sesuai dengan nomor urutnya adalah Leonardy Harmainy-Rusdi Lubis (Golkar), Kapitra Ampera-Dalimi Abdullah (PPP-Demokrat), Gamawan Fauzi-Marlis Rahman (PDIP-PBB), Irwan Prayitno-Ikasuma Hamid (PKS-PBR), dan Jefrri Geovani-Dasman Lanin (PAN).

Berbeda dengan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Limapuluh Kota pada saat itu diikuti empat pasangan calon. Yakni, Benny Muchtar-Manggul Malik yang diusung PPP. Kemudian, Profesor Ardi- Yusri HI yang diusung PBR, Partai Demokrat, PPD, PKB, PPIB, Partai Patriot Pancasila, Partai Merdeka, dan PNBK). Selanjutnya, Amri Darwis- Irfendi Arbi yang diusung PBB, PPP, PNI-Marhaenisme dan didukung PKS). Serta, pasangan Alis Marajo-Zagrly Bros yang diusung Golkar, dan didukung sebagian PAN.

Sebelum dan saat pemungutan suara dalam Pilkada Limapuluh Kota 2005 itu digelar, Alis Marajo tercatat sebagai bupati. Sedangkan Amri Darwis menjadi wakilnya. Mereka terpilih melalui pemilihan di DPRD. Namun, saat Pilkada dilakukan langsung oleh rakyat, pasangan petahana ini pecah kongsi.

Lampiran Gambar

Alis memilih berpasangan dengan Zagly Bros yang saat itu Wakil Ketua DPRD dari PAN. Sedangkan Amri Darwis memilih berpasangan dengan Irfendi Arbi, seorang birokrat pertanian yang pernah menjadi anggota DPRD Padang dari Partai Golkar.

Sewaktu kampanye Pilkada 2005 digelar, sejumlah pemerhati politik di Sumatera Barat memperkirakan, Pilkada Limapuluh Kota akan menjadi arena kompetisi yang ketat antara Alis Marajo-Zagly Bros dengan Profesor Ardi-Yusri HI. Logikanya, Alis Marajo saat itu bupati petahana dan punya pengalaman politik panjang. Sedangkan Profesor Ardi didukung dengan suprastruktur dan infrastruktur politik yang kuat. Apalagi, pengusaha nasional Emil Abbas yang merupakan saudara kandung Profesor Ardi, saat itu juga ikut "turun gunung".

Baca juga: Pasangan Independen Pilkada Limapuluh Kota, Tenggelam 2010 dan 2015, Bisa Lolos dan Menang 2020?

Namun, politik bukanlah rumus matematika yang bisa ditebak. Begitu pemungutan suara dalam Pilkada 2005 selesai digelar, pasangan Alis Marajo-Zagly Bros dan Profesor Ardi-Yusri HI, justru kalah oleh Amri Darwis-Irfendi yang mendaftar ke kantor KPU Limapuluh Kota pada menit-menit akhir.

Kontan saja, kemenangan Amri Darwis-Irfendi Arbi ini menjadi sejarah dalam Pilkada langsung pertama di Limapuluh Kota, karena bupati “incumbent” bisa kalah oleh wakil bupati “incumbent”. Koalisi partai politik besar dapat kalah oleh koalisi "partai gurem".

Berdasarkan rekapitulasi hasil perolehan suara Pilkada 2005 itu, pasangan Amri Darwis-Irfendi Arbi meraup 48.819 suara. Disusul, pasangan Profesor Ardi-Yusri HI dengan 45.862 suara. Kemudian, pasangan Alis Marajo-Zagly Bros dengan 43.004 suara, dan pasangan Benny Muchtar-Manggul Malik dengan 21.890 suara.

Jumlah pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Limapuluh Kota 2005 itu adalah 222.230 jiwa. Namun, pemilih yang menggunakan hak suara mereka hanya 165.263 jiwa. Sedangkan, 56.967 orang tidak menggunakan hak pilihnya. Dan, dari 165.263 pemilih yang menggunakan hak suara mereka, jumlah suara sah pada Pilkada Limapuluh Kota 2005 adalah 159.575. Sedangkan, 5.688 suara tidak sah karena ada yang memberikan dua pilihan dan lain sebagainya.

Baca juga: Pilkada Limapuluh Kota, Peluang 2 Pasangan Independen Masih Berat, Butuh Puluhan Ribu KTP untuk Lolos

Pada tingkat Sumbar, Pilkada 2005 itu dimenangkan pasangan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman yang diusung PDI-P dan PBB. Pasangan Gamawan-Marlis kala itu meraih 757.296 suara (41,5 persen). Disusul, Irwan Prayitno-Ikasuma Hamid dengan 446.996 suara (24,5 persen), Jeffrie Geovanie-Dasman Lanin dengan 293.011 suara (16,1 persen), Leonardy Harmainy-Rusdi Lubis dengan 187.457 (10,3 persen), dan Kapitra Ampera-Dalimi Abdullah dengan 139.854 suara (7,7 persen).

Setelah Pilkada 2005 selesai digelar, pasangan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman resmi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar periode 2015-2010. Sedangkan, pasangan Amri Darwis-Irfendi Arbi resmi pula menjadi Bupati dan Wakil Bupati Limapuluh Kota 2005-2010.

Sejarah Berulang pada Pilkada 2010

Kekalahan pada Pilkada Limapuluh Kota 2005, seolah membuat Alis Marajo menjadi penasaran. Buktinya, lima tahun kemudian atau dalam Pilkada 2010, legenda politik Limapuluh Kota itu kembali tampil sebagai calon bupati. Kala itu, Alis yang baru tiga tahun divonis bebas oleh Pengadilan Negeri Payakumbuh atas kasus dugaan korupsi APBD Limapuluh Kota Tahun Anggaran 2004, menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD dari Partai Golkar.

Dengan mesin politik partai berlambang beringin inilah, Alis Marajo maju dalam Pilkada Limapuluh Kota 2010, berpasangan dengan Asyirwan Yunus yang kala itu mantan anggota DPRD Sumatra Utara dari Partai Bintang Reformasi (PBR). Pilkada Limapuluh Kota 2010 itu, jauh berbeda bila dibandingkan dengan Pilkada pertama pada 2005.

Dalam Pilkada 2010 itu, ada ruang bagi masyarakat untuk mengusung calon perseorangan atau calon independen. Ruang ini disambut antusias oleh masyarakat dan kelompok “civil society” di Limapuluh Kota, dengan mengusung dua pasangan calon independen. Yakni, pasangan Eka Kurniawan Sago Indra-Arfi Bastian Kamil dan Endrijon Dt Rajo Junjungan-Usni Adri Tuangku Adam Bagadiang.

Kedua pasangan ini, sama-sama lolos verifikasi dan sama-sama bisa mendaftar ke KPU. Di luar kedua pasangan independen ini, ada pula pasangan Irfendi Arbi-Zadry Hamzah yang diusung Partai Demokrat. Waktu itu, Irfendi adalah wakil bupati petahana pendamping Amri Darwis, sedangkan Zadry Hamzah adalah Sekda dan mantan Kadisdik yang memilih pensiun. Kemudian, ada pula pasangan Ekos Albar-Adib Mastur. Pasangan yang sama-sama pengusaha ini, diusung PAN, PDP, PPRN, PKPB, Partai Patriot, PSI, PPD, PPI, dan PDK.

Baca juga: Dua Bakal Calon Bupati Limapuluh Kota Jalur Independen Daftar ke KPU

Selain mereka, juga muncul pasangan Rifa Yendi- Safri Jalinus. Pasangan pengusaha dan birokrat yang sama merantau ke Riau ini, diusung PPP, PKS dan Partai Gerindra. Bersama mereka, juga ikut maju dalam Pilkada Limapuluh Kota 2010, pasangan Zahirman Zabir-Novyan Burano. Pasangan pengacara dan mantan Kepala Bappeda Limapuluh Kota ini diusung PBB, PDI-P, PKB, dan Partai Hanura.

Dengan demikian, Pilkada Limapuluh Kota 2010 itu, diikuti oleh tujuh pasang calon bupati dan wakil bupati. Jumlah yang banyak bila dibandingkan Pilkada di daerah lain di Sumbar. Bahkan, juga lebih banyak dari Pilkada Sumbar 2010 yang diikuti oleh lima pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Yakni, Ediwarman-Husni Hadi (Koalisi Partai Maju Bersama), Marlis Rahman-Aristo Munandar (Golkar-PDIP), Irwan Prayitno-Muslim Kasim (PKS, Hanura, PBR), Endang Irzal-Asrul Syukur (Demokrat-Gerindra), dan Fauzi Bahar-Yohanes Dahlan (PAN-PPP).

Setelah pemungutan suara digelar pada 30 Juni 2010, Pilkada Limapuluh Kota menghasilkan kejutan. Di mana, dari tujuh pasang calon bupati dan wakil bupati yang berkompetisi saat itu, tidak ada yang memperoleh suara di atas 30 persen dari total suara sah. Bahkan, pasangan yang meraih suara tertinggi, yakni Irfendi Arbi-Zadry Hamzah hanya dapat 43.471 suara (28,59 persen). Disusul, pasangan Alis Marajo-Asyirwan Yunus dengan 37.243 (24,49 persen).

Sedangkan lima pasang calon bupati dan wakil bupati Limapuluh Kota, perolehan suara mereka, seluruhnya di bawah 20 persen. Seperti, Endrijon Dt Rajo Junjungan-Usni Adri Adam Bagadiang (13.317 suara/8,76 persen). Kemudian, Ekos Albar-Adib Mastur (16.161 suara/10,63 persen), Eka Kurniawan Sago Indra-Arfi Bastian (9.702 suara/6,38 persen), Rifa Yendi -Syafri Jalinus (23.912 suara/5,72 persen), dan Zahirman Zabir-Nofvyan Burano (8.253 suara/5,43 persen).

Lantaran perolehan suara ketujuh pasang calon bupati dan wakil bupati itu tidak ada yang mencapai 30 persen, maka KPU Limapuluh pada 7 Juni 2010 memutuskan, Pilkada berlangsung dua putaran. Untuk putaran kedua, diikuti dua pasang saja. Yakni, Irfendi Arbi-Zadry Hamzah sebagai peraih suara terbanyak pilkada putaran pertama, 'melawan' Alis Marajo-Asyirwa Yunus sebagai “runner-up”.

Setelah pemungutan suara dalam Pilkada putaran kedua ini digelar pada 22 September 2010 digelar, terjadi kejutan besar. Pasangan Alis Marajo-Asyirwan Yunus justru berhasil mengalahkan Irfendi Arbi-Zadry Hamzah. Maka, tercipta pula sejarah baru dari Limapuluh Kota. Mantan bupati yang sudah sempat kalah dalam Pilkada periode sebelumnya dan juga kalah pada pilkada putaran pertama, justru kembali berkuasa dengan mengalahkan wakil bupati “incumbent” yang sudah menang dalam Pilkada putaran pertama

Sejarah yang sama juga tercipta dalam Pilgub Sumbar 2010. Dimana, Wakil Gubernur “incumbent” kala itu, mendiang Profesor Marlis Rahman yang berpasangan dengan Bupati Agam Aristo Munandar, kalah dari Irwan Prayitno-Muslim Kasim. Pasangan anggota DPR-RI dan Bupati Padangpariaman ini meraih 657.763 suara (32,63%). Sedangkan Marlis-Aristo mendapat 531.601 suara (26,22%).Sementara, tiga calon lainya, memperoleh suara di bawah 25 persen. Seperti, Endang Irzal-Asrul Syukur dengan 416.567 suara (20,37%), Fauzi Bahar-Yohanes Dahlan dengan 330.123 suara (16,28%), dan Ediwarman-Husni Hadi dengan 91.726 (4,52 persen).

Berulang Lagi Pada Pilkada 2015

Kekalahan dalam Pilkada Limapuluh Kota 2010 cukup pahit bagi Irfendi Arbi. Serupa dengan Alis Marajo pada 2005, Irfendi Arbi juga seakan penasaran dengan hasil Pilkada 2010. Maka tak heran, bila lima tahun kemudian, tepatnya dalam Pilkada 2015, Irfendi kembali memutuskan untuk maju sebagai calon bupati.

Awalnya, tidak ada yang menyangka, Irfendi Arbi akan dapat dukungan partai politik. Sebab, dibanding 2010, kondisi Irfendi pada 2015 itu terbilang minim logistik. Bahkan, mantan Mendagri Gamawan Fauzi menyebut, Irfendi yang berpasangan dengan Ferizal Ridwan sebagai pasangan "marasmus" atau kekurangan gizi dalam Pilkada 2015.

Namun, siapa sangka, pasangan Irfendi Arbi-Ferizal Ridwan ini akhirnya mendapat dukungan dari PDI-Perjuangan, PKB, serta PPP dua kubu (Kubu Djan Faridz dan Kubu Romahurmurzy). Pasangan yang didukung penuh oleh relawan bernama "Pasukan ProoMaag", "IdealLovers", dan "Sukarelawan Tanpa Nama" ini, harus berhadapan dengan tiga pasangan lain yang tak kalah tangguh. Seperti, pasangan Asyirwan Yunus-Ilson Cong yang diusung Gerindra dan PAN. Kala itu, itu, Asyirwan adalah wakil bupati “incumbent” pendamping Alis Marajo.

Selain pasangan Asyirwan Yunus-Ilson Cong yang disingkat Asyic oleh pendukung mereka, juga ada pasangan Azwar Chesputra-Yunirwan Khatib atau disingkat Azan (Azwar-Yunirwan). Pasangan mantan anggota DPR-RI dari Partai Golkar dan pensiunan birokrat ini diusung Partai Golkar, Demokrat, Hanura, PKS dan PBB yang memiliki lebih dari separuh kursi di DPRD Limapuluh Kota, serta didukung pula oleh partai-partai non-parlemen.

Ditambah satu pasang calon independen, yakni Rifa Yendi-Zulhikmi, Pilkada Limapuluh Kota 2015, mirip dengan Pilkada 2005. Sebab, sama-sama diikuti empat pasangan calon. Sedangkan untuk Pilgub Sumbar pada 2015 itu, hanya diikuti dua pasangan calon.

Yakni, Irwan Prayitno-Nasrul Abit yang diusung PKS dan Gerindra, berhadapan dengan Muslim Kasim-Fauzi Bahar yang diusung PAN, PDIP, NasDem dan Hanura, serta didukung PPP, Golkar, Demokrat, PKB, PBB, dan PKPI.

Adapun pemungutan suara dalam Pilkada Limapuluh Kota dan Pilgub Sumbar 2015, sama-sama digelar pada 9 Desember 2015. Setelah pemungutan suara berlangsung, untuk Pilkada Limapuluh Kota, terjadi kejutan. Pasangan Irfendi Arbi-Ferizal Ridwan yang dijuluki "pasangan marasmus" itu, unggul atas tiga pasang kompetitor mereka, dengan meraih 50.733 suara (32,72%). Disusul, Asyirwan Yunus-Ilson Cong dengan 37.940 suara (24,47%), Azwar Chesputra-Yunirwan Khatib dengan 37.389 suara (24,12%), dan Rifa Yendi-Zulhikmi dengan 28.948 suara atau 18,67 persen.

Dengan demikian, Pilkada Limapuluh Kota 2015 juga kembali mencatatkan sejarah, tidak hanya sejarah menangnya pasangan "berkantong tipis" atas pasangan "berlogistik tebal", tapi juga sejarah
pasangan wakil bupati “incumbent” dan mantan dewan, takluk atas pasangan mantan wakil bupati dan mantan dewan.

Sementara, untuk Pilgub Sumbar 2015, dimenangkan Irwan Prayitno-Nasrul Abit dengan 1.175.858 suara (58,62 persen). Kompetitor mereka Muslim Kasim-Fauzi Bahar meraih 830.131 suara (41,38 persen). [gse/pkt]


Baca berita Pilkada Limapuluh Kota terbaru hanya di Padangkita.com

Baca Juga

Fadly Amran Siap Maju Pilkada Sumbar 2024, Tegaskan Gerakan Perubahan Bukan Sekadar Tagline
Fadly Amran Siap Maju Pilkada Sumbar 2024, Tegaskan Gerakan Perubahan Bukan Sekadar Tagline
1 Petugas Terluka, Truk Damkar Limapuluh Kota Kecelakaan Saat Padamkan Api di Pangkalan
1 Petugas Terluka, Truk Damkar Limapuluh Kota Kecelakaan Saat Padamkan Api di Pangkalan
Situjuah Batua Nagari Terbaik di Limapuluh Kota, Inovatif Mengolah Sampah hingga Tangguh Tangani Covid-19
Melihat Situjuah Batua Nagari Terbaik di Limapuluh Kota, Inovatif Mengolah Sampah hingga Tangguh Tangani Covid-19
Berita Limapuluh Kota hari ini dan berita Sumbar hari ini: Produk UMKM memiliki kesempatan untuk menjadi produk ekspor
Tinjau Sistem Resi Gudang dan UMKM, Wamendag Sebut Produk UMKM Berpotensi Diekspor
Berita Limapuluh Kota hari ini dan berita Sumbar hari ini: Indolarva merupakan salah satu kelompok budidaya larva lalat Black Soldier Fly 
Menyulap Sampah Jadi Uang dengan Budidaya Black Soldier Fly
Berita Limapuluh Kota hari ini dan berita Sumbar hari ini: Penguatan balai pembibitan juga harus didukung infrastruktur memadai
Menteri PPN Dorong Penguatan BPTUHPT Padang Mangatas, Ini yang Direncanakan