Bahkan Ferguson pernah berjuang mati-matian bertahan hidup selama dua jam pada operasi anti-perburuan tentara Inggris di Malawi.
“Ketika dia kembali ke rumah dia merasa tegang dan saya mendorongnya untuk pergi ke dokter Angkatan Darat," ujar Sammi.
Sebelumnya, kata Sammi, suaminya itu telah didiagnosis mengalami reaksi stres akut dan memilih menyerah dengan pengobatannya.
“Dia mengatakan dia tidak pernah ingin melakukan pengobatan lagi setelah kejadian itu karena dia percaya bahwa kesehatan mentalnya akan beresiko jika dia melanjutkan," ujarnya.
Baca juga: Heboh Penemuan Kerangka Prajurit Samartia Kuno di Rusia
Lantaran trauma berat yang dialami oleh para prajurit, menyebabkan dari mereka memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Sammi menambahkan bahwa Ferguson sangat terbebani dengan hal tersebut. Suaminya itu hanya berharap mendapatkan semangat dari badan pertahanan yang menaunginya tersebut. [*/Prt]